Jumat 08 Sep 2017 20:24 WIB

Trump Bersedia Jadi Penengah Konflik Qatar dan Saudi

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON--- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis  (7/9) mengatakan, ia bersedia menengahi perselisihan terburuk dalam beberapa dasawarsa di antara negara-negara Arab dan Qatar.

"Jika saya dapat membantu menengahi antara Qatar dan negara teluk khususnya UEA dan Arab Saudi, saya bersedia melakukannya, dan saya pikir nanti akan segera ada kesepakatan," kata Trump pada sebuah konferensi pers bersama dengan Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah.

Menurut Trump, tindakan melawan terorisme akan berhasil jika Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) bersatu. Trump mengaku mendukung upaya mediasi yang dilakukan Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah. Namun jika hal itu tidak berhasil menyelesaikan krisis Teluk, maka ia bersedia menjadi penengah.

“Saya pikir itu adalah sesuatu yang bisa dipecahkan dengan mudah. Kami meminta GCC dan sekutu Mesir untuk fokus pada komitmen kami di KTT Arab Saudi untuk melanjutkan usaha bersama kami untuk mengusir dan mengalahkan teroris,” kata Trump seperti dilansir Aljazirah, Jumat (8/9).

Ia menjelaskan, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir adalah mitra penting AS dalam upaya pemberantasan terorisme. Trump mengklaim hubungan AS dengan negara-negara Arab jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kuwait telah bertindak sebagai mediator sejak 5 Juni, ketika Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut dan udara.

Negara-negara tersebut menuduh Qatar mendukung terorisme. Qatar telah membantah keras tuduhan tersebut dan mengatakan apa yang dilakukan negara Arab sebagai upaya untuk melanggar kedaulatan Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement