REPUBLIKA.CO.ID, PUERTO RICO -- Badai Mariana menerjang wilayah Amerika Serikat memutuskan akses listrik ke wilayah Puerto Rico. Badai tersebut masuk dalam kategori empat dan menggelapkan Puerto Rico pada hari ini, Kamis (21/9) waktu setempat.
Badai Maria kini bergerak ke Republik Dominika dengan kecepatan 115 Mil per jam, atau 225 kilometer per jam. Badai tersebut memberikan efek pada pulau-pulau di Dominika, Guadelupe dan wilayah Amerika Serikat lainnya.
Dikutip dari theguardian.com, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan Badai Maria sebagai bencana alam yang besar yang baru dialami oleh Amerika. "Setelah badai pergi, kami akan menemukan pulau kami hancur," kata dia.
Direktur Manajer Tanggap Darurat dari Puerto Rico, Abner Gomez juga mengatakan, saat ini perkembangan dari bencana tersebut sangat mengkhawatirkan. Badai Maria, lanjut dia memberikan dampak yang merusak.
"Informasi yang kami terima tidak menggembirakan," kata dia.
Badai yang mulai menyentuh Puerto Rico pada Rabu kemarin (20/9) dengan kecepatan angin 250 KM/Jam menghancurkan sebagian bangunan dari Puerto Rico. Gubernur Puerto Rico, Ricardo Rossello memerintahkan jam malam untuk mengantisipasi bertambahnya korban jiwa dari bencana alam tersebut.
Selama masa badai Maria berlangsung, kata dia, sangat penting untuk menjaga rumah-rumah yang ditinggalkan untuk mengungsi. "Tetapdi tempat-tempat yang aman," kata Rossello.
Badai Maria adalah badai terbesar yang pernah menimpa Puerto Rico terakhir, sejak 1932. Akibat bencana tersebut, banyak sarana publik termasuk aliran arus listrik rusak dan tidak bisa digunakan kembali.