REPUBLIKA.CO.ID, COX BAZAR -- Krisis pengungsi Rohingya dinilali lebih buruk daripada eksodus di Suriah. Direktur Jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) William Lacy Swing mengatakan saat ini sangat dibutuhkan segera solusi politik untuk mengatasi krisis Rohingya.
Dia mengatakan pengungsi Rohingya juga perlu menjadi "prioritas utama" masyarakat internasional. Masalah ini harus cepat diselesaikan agar para pengungsi dapat kembali ke negara mereka.
"Dalam hal jumlah orang, saya tidak menyangka banyak sekali yang melintasi perbatasan dalam waktu singkat antara empat sampai lima minggu," kata Swing saat mengunjungi perbatasan Tamru di distrik Bandarban di Bangladesh, dilansir The Hindu, Rabu (18/10).
Eksodus Rohingya disebut tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada di Suriah pada tahun 2013. Ribuan orang Rohingya saat ini terdampar di antara Bangladesh dan Myanmar. Dia menilai ini sebagai kekejaman yang mengerikan.
Menurut pemerintah Bangladesh, antara 25 Agustus-11 Oktober, sebanyak 5.36.000 Muslim Rohingya dari Negara Bagian Rakhine di barat daya Myanmar menyeberang ke Bangladesh. Banyak anggota keluarga etnis Rohingya yang terbunuh dan rumah-rumah mereka dibakar Tentara, polisi Myanmar maupu komunitas etnis Rakhine.