Rabu 18 Oct 2017 13:22 WIB

Motif Pelaku Bom di Mogadishu untuk Balas Dendam ke AS

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Bangunan yang hancur di lokasi ledakan bom di depan Safari Hotel, Mogadishu, Somalia, (14/10) waktu setempat
Foto: Said Yusuf Warsame/EPA
Bangunan yang hancur di lokasi ledakan bom di depan Safari Hotel, Mogadishu, Somalia, (14/10) waktu setempat

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Otoritas Mogadishu mengungkapkan, pelaku bom akhir pekan lalu merupakan mantan militer Somalia. Hasil investigasi pelaku menyimpan dendam atas operasi militer Amerika pada Agustus kemarin.

Hasil investigasi, kampung halaman mantan tentara Somalia itu diserbu secara kontroversial oleh militer Amerika pada Agustus lalu. Penyerangan yang juga dibantu tentara lokal itu kemudian menewaskan 10 warga sipil.

"Kepala suku dari lokasi yang diserbu itu lantas menyatakan balas dendam dengan pemerintah Somalia dan sekutunya," kata otoritas Somalia seperti diwartakan The Guardian, Rabu (18/10).

Seperti diketahui, bom yang dimuat dalam truk meledak di Mogadishu, ibukota Somalia. Letupan tersebut menewaskan 300 warga dan melukai 300 warga lainnya. Sekitar 100 orang juga masih dinyatakan hilang akibat peristiwa tersebut.

Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed Farmaajo lantas menuding kelompok teroris Al-Shabab sebagai dalang peristiwa tersebut. Al-Shabaab lantas menampik keterlibatannya dalam peristiwa naas tersebut. Kendati, salah seorang anggota yang ditahan aparat mengatakan sebaliknya.

Lebih jauh, tim investigasi juga menemukan target yang diincar pelaku sebenarnya adalah kompleks bandara yang dijaga ketat di Mogadishu. Di lokasi tersebut terdapat PBB, keduataan besar dan markas pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Pelaku rencananya meledakan kompleks lokasi tersebut menggunakan dua kendaraan, Toyota Noah minivan dan sebuah truk lebih besar yang berisi 350 kg bahan peledak kelas militer buatan sendiri.

Penyidik mengatakan, bom yang lebih kecil ditujukan meledak di pintu masuk Medina Gate yang dijaga ketat. Itu untuk membuka jalan bagi truk agar bisa masuk ke kompleks bandara tersebut.

Minivan yang ditujukan untuk membuka jalan itu kemudian diketahui aparat dan berhenti beberapa ratus meter dari target. Petugas lantas menahan sopir, namun tak lama berselang bom diledakan kemungkinan menggunakan remote kontrol.

Belakangan, sopir mobil tersebut diketahui sebagai veteran militer yang pernah terlibat dalam serangkaian serangan di Mogadishu. Termasuk serangan di Jazeera hotel pada 2012 lalu yang menewaskan deapan orang. "Sopir bergabung dengan militer pada 2010 tapi kemudian desertir dan bergabung dengan Al-Shabaab sekitar lima tahun berikutnya," katanya.

Sementara, truk yang bermuatan bom itu meledak di persimpangan jalan sekitar satu kilometer dari Medina Gate setelah mengundang kecurigan dari aparat. Ledakan itu memicu meletupnya truk bahan bakar yang tak jauh dari lokasi. Besarnya ledakan membuat aparat tak bisa mengidentifikasi jenis truk yang digunakan.

Aparat berhasil melacak asal minivan tersebut berasal dari Bariire, sebuah kota kecil 50 km kearah barat dari Mogadishu. Kawasan tersebut dipercaya sebagai benteng dan basis Al-Shabaab untuk meluncurkan serangan ke ibukota.

rizkyan adiyudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement