Ahad 10 Dec 2017 12:46 WIB

Surat Presiden PKS: Dulu Yerusalem Damai Dipimpin Muslim

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Teguh Firmansyah
Aksi bersama kecam Pemerintah AS akan pemindahan Ibukota Israel ke Yerusalem.
Foto: Dok. Dompet Dhuafa
Aksi bersama kecam Pemerintah AS akan pemindahan Ibukota Israel ke Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman akan melayangkan surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Isinya, PKS mendesak Trump cabut pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Tadi pagi, saya menyelesaikan surat terbuka kepada Donald Trump yang akan disampaikan besok ke Kedubes. Kami menuntut dalam surat itu agar pemerintah AS menyadari kesalahannya, dan Presidennya mencabut putusannya," tegas Sohibul Iman dalam orasinya disambut pekikan takbir puluhan ribu massa kader dan simpatisan PKS yang menyemut di depan Kedutaan Besar AS, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Ahad (10/12).

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan dalam suratnya juga disebut bagaimana dulu Yerusalem menjadi kota yang damai saat dipimpin pemimpin Muslim. Namun ketika Inggris datang seolah-olah sebagai pemilik tanah Palestina, dia berikan sebagian tanah Palestina kepada Yahudi. Sejak saat itu terjadi berbagai gejolak dan polemik. Dan Donald Trump justru semakin memberikan bensin atas konflik yang terjadi.

Menurutnya, klaim sepihak AS tentu saja melanggar kesepakatan dunia lewat resolusi PBB. Bahkan lebih penting lagi, arogansi sepihak AS jelas merusak proses perdamaian yang telah dirintis berpuluh-puluh tahun agar rakyat Palestina mendapatkan hak kemerdekaannya atas Yerusalem atau Baitul Maqdis.

"Mudah-mudahan respons positif diberikan oleh pemerintah AS, dan kita yakin sebagian besar dari masyarakat AS tidak suka dengan keputusan Presidennya sendiri," imbuh Sohibul Iman dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, siang ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement