Senin 11 Dec 2017 18:04 WIB

Tokoh Lintas Agama Indonesia Tolak Keputusan Trump

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang wanita mengenakan bendera Amerika di atas kerudungnya pada aksi menentang kebijakan Trump atas Yerusalem di President Park tidak jauh dari istana kepresidenan Gedung Putih Washington, DC, Jumat (8/12) waktu setempat, atau (9/12) dini hari WIB.
Foto: Michael Reynolds/EPA-EFE
Seorang wanita mengenakan bendera Amerika di atas kerudungnya pada aksi menentang kebijakan Trump atas Yerusalem di President Park tidak jauh dari istana kepresidenan Gedung Putih Washington, DC, Jumat (8/12) waktu setempat, atau (9/12) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP) menyelenggarakan Pertemuan Solidaritas Palestina untuk menolak keputusan sepihak Donald Trump di Kantor CDCC, Jakarta pada Senin (11/12). Pertemuan Solideritas Palestina dihadiri perwakilan dan tokoh-tokoh umat beragama yang ada di Indonesia.

Sekertaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom membacakan pernyataan bersama para tokoh lintas agama dan masyarakat Indonesia, Mereka menentang keputusan Presiden Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Ia mengatakan, sehubungan dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang secara sepihak mengklaim Yerusalem sebagai lbu Kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana. Para tokoh lintas agama dan masyarakat di Indonesia menyatakan pandangan dan sikap.

"Pertama, keputusan Presiden Donald Trump tersebut adalah bentuk agresi, aneksasi dan provokasi serta radikalisme nyata, yang melanggar ketentuan-ketentuan internasional (resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menegaskan status quo Yerusalem," kata Pendeta Gomar saat membacakan pernyataan sikap bersama para tokoh lintas agama di Kantor CDCC, Senin (11/12).

Kedua, keputusan Trump tersebut secara nyata menghentikan dan menafikan proses perdamaian IsraeI-Palestina yang teIah berlangsung selama ini. Keputusan Trump juga akan mendorong reaksi global dan membawa dampak sistemik.

Ketiga, dikatakan Pendeta Gomar, para tokoh lintas agama dan masyarakat Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menolak keputusan sepihak Trump. Prakarsa juga mendesak PBB untuk menegakkan resolusi-resolusi PBB atas Israel dan menjatuhkan sanksi tegas atas pelanggarannya.

"Menyerukan masyarakat Internasional lintas agama dan bangsa untuk bersatu padu menolak keputusan Presiden Trump dan mendesak yang bersangkutan untuk membatalkannya," ujarnya.

Di dalam Pertemuan Solidaritas Palestina tersebut juga hadir Ketua PPIP Din Syamsuddin, Ambassador Designated of The State of Palestine Zuhair Alshun, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Liem Liliany Lontoh, Romo Franz Magnis-Suseno, KH Abdullah Djaidi dari MUI dan tokoh-tokoh agama, masyarakat dan akademisi lainnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement