Rabu 24 Jan 2018 02:16 WIB

AS Sebut Rencana Perdamaian di Timteng Bergantung Palestina

Mesir mendukung solusi dua negara yang adil dan komprehensif utamanya bagi Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Wapres AS Mike Pence
Foto: AP
Wapres AS Mike Pence

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence  mengatakan, jadwal untuk mempresentasikan rencana AS tentang perdamaian di Timur Tengah bergantung ada kapan Palestina akan kembali ke perundingan damai dengan Israel. Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela kunjungannya ke Yerusalem.

"Gedung Putih telah bekerja sama dengan mitra kami di kawasan ini untuk melihat apakah kita dapat mengembangkan kerangka kerja untuk perdamaian," kata Pence, pada Selasa (23/1),

Dan hal ini, ujar Pence, sangat bergantung pada sikap dan keputusan Palestina, terutama terkait perundingan damai dengan Israel yang kini ditinggalkannya. "Saya pikir semuanya tergantung sekarang ketika rakyat Palestina akan kembali ke meja (perundingan)," ucapnya.

Pence diketahui tengah melakukan tur diplomasi ke Timur Tengah. Ini merupakan tur diplomasi perdana yang dilakukan pejabat tinggi AS setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.

Negara pertama yang dikunjungi Pence dalam lawatannya ke Timur Tengah adalah Mesir. Di sana ia bertemu dan membahas sejumlah isu dengan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi. Pada kesempatan tersebut, Sisi menegaskan kepada Pence bahwa Mesir mendukung solusi dua negara yang adil dan komprehensif, khususnya bagi Palestina.

Dari Mesir, Pence kemudian bertolak ke Yordania dan bertemu Raja Abdullah II. Pence menyampaikan kepada Raja Abdullah bahwa AS berkomitmen untuk melestarikan status quo tempat-tempat suci di Yerusalem.

Setelah Yordania, Pence melanjutkan perjalanannya ke Israel. Ia pun bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sejumlah isu pun dibahas keduanya, di antaranya terkait program nuklir Iran dan upaya memajukan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement