Sabtu 10 Feb 2018 17:45 WIB

Menlu Inggris akan Temui Pengungsi Rohingya

Johnson dijadwalkan juga akan bertemu dengan Aung San Suu Kyi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson akan mengunjungi kamp-kamp pengungsian Rohingya yang ada di perbatasan Bangladesh.

Ia telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmud Ali untuk membahas mengenai pemulangan pengungsi.

"Apa yang kita semua ingin lihat adalah pemulangan yang aman bagi masyarakat Rohingya untuk kembali ke tempat asalnya," ujar Johnson, dikutip BBC, Sabtu (10/2).

Ia mengaku merasa bangga dengan kerja sama yang telah dilakukan oleh Bangladesh dan Inggris untuk menentukan apa yang perlu dilakukan dalam menghadapi krisis Rohingya. Menurutnya, mereka perlu bekerja sama juga dengan pemerintahan Myanmar. "Pemerintah Bangladesh telah menunjukkan belas kasih yang besar dalam menghadapi tantangan yang menurut saya akan sangat menakutkan bagi pemerintahan manapun," kata dia.

Setelah itu, Johnson akan terbang ke Myanmar pada Sabtu (10/2) dan dijadwalkan bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi. Ia juga akan bertemu dengan Ketua Komisi Penasehat Rakhine, Surakiart Sathirathai, untuk membahas masalah di Negara Bagian Rakhine.

 

photo
Dalam foto file bulan September 2017, seorang anak Muslim etnis Rohingya menangis ketika berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Cox Bazar, Bangladesh.

Inggris adalah salah satu negara donor terbesar untuk membantu para pengungsi Rohingya. Kunjungan Johnson ke Bangladesh adalah kunjungan resmi pertama menlu Inggris ke negara tersebut dalam satu dekade terakhir.

 

Baca juga, Aung San Suu Kyi: Tak Ada Pembersihan Etnis Rohingya.

 

PBB telah menggambarkan eksodus yang dilakukan warga Rohingya dari Negara Bagian Rakhine dan serangan militer yang memprovokasinya sebagai contoh buku teks tentang pembersihan etnis. Bangladesh telah menyetujui kerangka waktu dengan Myanmar untuk memulangkan para pengungsi Rohingya.

Namun badan-badan bantuan telah menyatakan keprihatinannya atas angka-angka yang diproyeksikan untuk dipulangkan ke Myanmar. Myanmar telah sepakat untuk menerima 1.500 pengungsi Rohingya setiap minggunya dan Bangladesh mengatakan pihaknya akan mengembalikan semua pengungsi itu dalam waktu dua tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement