REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil kepala pelaksana Oxfam pada Senin (12/2) mengundurkan diri atas yang dia katakan kegagalan badan amal Inggris itu secara memadai menanggapi dugaan pelecehan seksual masa lalu oleh beberapa petugasnya di Haiti dan Chad.
Salah satu lembaga swadaya masyarakat antarbangsa terkenal dengan program bantuan di seluruh dunia, Oxfam, mendapat ancaman kehilangan dana dari pemerintah Inggris atas tuduhan pelanggaran seksual, yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Times pada minggu lalu.
Skandal tersebut meningkat dengan cepat ke dalam krisis lebih luas untuk sektor bantuan Inggris, dengan memperkuat kritik di Partai Konservatif berkuasa, yang berpendapat pemerintah harus mengurangi pengeluaran untuk bantuan. Menteri Pembangunan Internasional Penny Mordaunt, yang pada Ahad mengancam menarik dana pemerintah dari Oxfam, kecuali jika memberikan bukti lengkap tentang kejadian di Haiti, memanggil manajer senior dari badan amal tersebut ke pertemuan pada Senin.
"Oxfam mengajukan permintaan maaf penuh dan lengkap - kepada saya, dan kepada orang-orang Inggris dan Haiti - atas perilaku mengerikan beberapa staf mereka di Haiti pada 2011, dan untuk kegagalan respons organisasinya yang lebih luas terhadapnya," kata Mordaunt setelah bertemu dengan kepala pelaksana Oxfam, Mark Goldring.
"Saya mengatakan kepada Oxfam mereka sekarang harus menunjukkan kepemimpinan moral yang diperlukan untuk mengatasi skandal ini, membangun kembali kepercayaan publik Inggris, staf mereka dan orang-orang yang mereka tuju untuk membantu, dan memberikan kemajuan atas kepastiannya," tambahnya dalam pernyataan.
Pernyataan tersebut tidak menjawab pertanyaan soal pendanaan. Tidak ada komentar langsung dari Oxfam.
Komisi Amal mengatakan telah melaksanakan penyelidikan hukum. Regulator mengatakan bahwa pihaknya mengkhawatirkan Oxfam mungkin tidak secara penuh dan terus terang mengungkapkan rincian material tentang tuduhan tersebut pada 2011, penanganan insiden tersebut sejak saat itu, dan dampaknya terhadap keyakinan publik dan kepercayaan diri.
Surat kabar Times melaporkan pada Jumat beberapa staf yang berada di Haiti setelah gempa 2010 telah membayar pelacur untuk berhubungan seks. Oxfam tidak membenarkan atau membantah tuduhan tersebut, namun mengatakan penyelidikan internal pada 2011 telah menyatakan tindakan seksual telah terjadi.
Saat mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin, Wakil Kepala Eksekutif Penny Lawrence mengatakan, Oxfam telah menyadari selama beberapa hari terakhir muncul kekhawatiran mengenai perilaku staf di Chad dan juga Haiti yang gagal ditangani oleh organisasi tersebut.
"Sekarang jelas tuduhan ini - yang melibatkan penggunaan pelacur dan yang terkait dengan perilaku, baik direktur negara maupun anggota timnya di Chad - diajukan sebelum dia pindah ke Haiti. Sebagai direktur program saat itu, saya merasa malu peristiwa tersebut terjadi pada masa jabatan saya dan saya akan bertanggung jawab penuh," katanya.