REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan udara dan pengeboman gencar pada Senin (19/2) ditujukan ke wilayah Ghouta Timur yang dikuasai gerilyawan di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus. Pengeboman itu menjadi awal dari serangan besar militer Suriah terhadap kubu gerilyawan.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan puluhan orang tewas atau cedera akibat pengeboman yang ditujukan ke beberapa daerah di Ghouta Timur. Sementara itu, warga di Damaskus telah mendengar suara pengeboman sporadis berkumandang di seluruh kota tersebut.
Pengeboman oleh militer pemerintah adalah awal dari serangan militer berskala besar terhadap berbagai kelompok gerilyawan di Ghouta Timur, sisa ancaman terakhir buat Ibu Kota Suriah. Media pro-pemerintah melaporkan banyak orang cedera ketika bom mortir yang ditembakkan oleh gerilyawan di Ghouta Timur menghantam beberapa permukiman di Damaskus Timur.
Satu sumber media mengatakan lima anak kecil cedera dan dibawa ke Rumah Sakit Prancis di Daerah Qassa di Damaskus Timur, ketika satu bom mortir jatuh di dekat daerah itu. Operasi militer di Ghouta Timur membantu mengamankan Ibu Kota Suriah, sebab wilayah tersebut adalah kubu utama beberapa kelompok gerilyawan, termasuk kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.
Situasi di Ghouta Timur telah berkobar selama dua bulan belakangan ketika gerilyawan termasuk yang memiliki hubungan dengan Alqaidah melancarkan serangan besar terhadap satu kubu penting militer Suriah di Kota Harasta di Ghouta Timur.
Serangan mortir gerilyawan telah menghujani Ibu Kota Suriah, sementara serangan udara dan pengeboman militer Suriah menghantam beberapa daerah di Ghouta Timur, sehingga membuat PBB mengeluarkan beberapa seruan bagi dicapainya gencatan senjata satu bulan guna memungkinkan masuknya bantuan buat warga sipil yang terpengaruh, sebab wilayah itu adalah tempat tinggal 400 ribu orang.
Namun situasi telah tenang selama beberapa hari sebelum peningkatan baru terjadi pada Ahad malam. Rakyat Suriah di Ibu Kota negeri tersebut telah lama menyerukan dihentikannya serangan mortir gerilyawan yang dalam banyak kasus melumpuhkan kehidupan warga di permukiman di Damaskus Timur.
Empat kelompok utama gerilyawan berada di Ghouta Timur, yakni Tentara Islam, Failaq Ar-Rahman, Ahra Ash-Sham dan Komite Pembebasan Levant (LLC) yang juga dikenal dengan nama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.