REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (21/2) menyerukan segera dihentikannya pertikaian di daerah kantung yang dikuasai gerilyawan di Suriah, Ghouta Timur.
"Saya sangat prihatin dengan penderitaan mengerikan penduduk sipil di Ghouta Timur, 400 ribu orang yang hidup di dalam neraka di Bumi," kata Guterres kepada Dewan Keamanan PBB sebelum ia membacakan pidato dalam debat mengenai tujuan itu dan prinsip Piagam PBB.
"Seruan saya kepada semua yang terlibat ialah penghentian segera semua aksi perang di Ghouta Timur, diizinkannya bantuan kemanusiaan mencapai semua yang memerlukan, diizinkannya pengungsian sebanyak 700 orang yang memerlukan pengobatan mendesak yang tak bisa diberikan di sana, dan juga diciptakannya kemungkinan buat warga sipil lain untuk secara efektif diobati di lokasi," kata Guterres.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, yang merebak di depan mata kita, dan saya kira kita tak bisa membiarkan keadaa berlangsung dengan cara yang mengerikan ini," katanya.
Sebagaimana diberitakan Xinhua, Kamis pagi, ia mengatakan ia mengerti bahwa anggota Dewan Keamanan melakukan pembahasan mengenai Suriah, tapi menegaskan Ghouta Timur tak bisa menunggu. Duta Besar Swedia untuk PBB Olof Skoog mengatakan kepada wartawan pada Rabu pagi delegasinya dan delegasi Kuwait sedang merancang resolusi mengenai Suriah.
"Kami meminta segera dihentikannya pertikaian selama 30 hari di seluruh Suriah," kata Skoog. Rancangan resolusi tersebut juga meminta akses kemanusiaan dan pengungsian medis ditambah pencabutan pengepungan buat empat lokasi tertentu, termasuk Ghouta Timur.
Rancangan resolusi itu juga meminta perlindungan rumah sakit dan instalasi medis lain, dan menyeru semua pihak mematuhi hukum kemanusiaan internasional, katanya. Duta Besar Jonathan Allen dari Inggris menyampaikan harapan bahwa pemungutan suara dapat dilakukan rancangan resolusi tersebut dan rancangan itu bisa disahkan sesegera mungkin.
"Yang penting ialah resolusi ini menghadapi pemungutan suara sesegera mungkin, disahkan sesegera mungkin dan oleh karena itu dihentikannya permusuhan, keinginan jelas Dewan Keamanan berlaku sesegera mungkin. Pada saat ini, sementara pengeboman kian bertambah parah, waktu makin tipis, dan kita harus bertindak," kata Jonathan Allen kepada wartawan.
Tentara Pemerintah Suriah telah meningkatkan upaya untuk merebut kembali Ghouta Timur, kubu utama terakhir gerilyawan di negeri itu. Serangan udara telah mengakibatkan situasi kemanusiaan yang menyedihkan di daerah kantung tersebut di dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus.