Jumat 23 Feb 2018 18:23 WIB

Militer Suriah Desak Warga Sipil Ghouta Mengungsi

Informasi tersebut diberikan melalui selebaran yang disebar dari helikopter.

Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militer Suriah pada Kamis (22/2) mendesak warga sipil di Ghouta Timur di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus mengungsi sebelum operasi militer dilancarkan.

Helikopter militer Suriah menjatuhkan selebaran di daerah yang dikuasai gerilyawan tersebut, demikian laporan Media Perang, sayap media di militer Suriah. Warga sipil diminta pindah ke daerah yang dikuasai oleh militer Suriah, dan selebaran itu memuat instruksi mengenai cara mengambil jalan ke luar yang aman sebagaimana digambarkan di satu peta kecil.

Instruksi tersebut juga memperingatkan warga sipil tidak bekerja sama dengan gerilyawan anti-pemerintah. "Saudara-saudara warga di Ghouta Timur, daerah itu dikepung oleh tentara Suriah ... Setiap orang sudah lelah dengan perang ini, yang tak membawa apa-apa buat rakyat Suriah kecuali kematian dan kehancuran rumah, rumah sakit dan sekolah," demikian antara lain isi selebaran tersebut.

Akibat aksi gerilyawan, ribuan anak, ibu, ayah dan saudara telah kehilangan keluarga mereka atau berakhir di kamp dan tempat penampungan, tambah selebaran itu. "Keluarga kami di Ghouta Timur, kami harap kalian tidak bekerja sama dengan pria bersenjata untuk melindungi nyawa kalian dan kami menyeru kalian untuk pergi ke daerah sebagai kami jamin keselamatan kalian," katanya.

Militer Suriah juga berjanji menawarkan keamanan dan makanan buat rakyat segera setelah mereka meninggalkan Ghouta Timur, dan menjanjikan mereka kepulangan yang aman ke rumah mereka setelah dihapusnya pelaku teror.

Perkembangan tersebut muncul saat bala bantuan besar militer telah sampai di pinggir Ghouta Timur sebagai bagian dari persiapan aksi militer guna mengalahkan gerilyawan di daerah itu, termasuk gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.

Ghouta Timur telah menyaksikan pengeboman gencar dalam beberapa hari belakangan, sebagai awal dari aksi militer yang diduga akan dilancarkan. Kerusuhan baru-baru ini di Damaskus Timur meletus dua bulan lalu, ketika kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah melancarkan serangan terhadap pangkalan penting militer di Kota Harasta di wilayah yang dikuasai gerilywan, Ghouta Timur sehingga menyulut serangan militer balasan di daerah tersebut.

Serangan itu ditambah oleh pengeboman gerilyawan terhadap Ibu Kota Suriah sehingga membuat militer Pemerintah Suriah melancarkan serangan balasan berupa serangan udara terhadap posisi gerilyawan di Ghouta Timur. Namun situasi secara dramatis telah memburuk dalam beberapa hari belakangan sehingga menciptakan krisis kemanusiaan yang menarik perhatian masyarakat internasional.

Bom mortir gerilyawan telah menghujani Damaskus dengan sangat gencar sehingga sebagian besar kehidupan di permukiman di Damaskus Timur telah lumpuh. Rakyat berkumpul di dalam rumah mereka, mereka tak berani keluar rumah karena alasan keamanan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement