REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Wabah demam Lassa di Nigeria telah mencapai angka tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada Rabu (28/2), 72 orang meninggal dan 317 kasus demam Lassa dikonfirmasi.
Demam berdarah akut yang disebabkan oleh virus tersebut dilaporkan telah menyerang 18 negara bagian sejak kasus pertama dideteksi pada 1 Januari. Pusat bagi Pemantauan Penyakit Nigeria (NCDC) menyebutkan tiga negara bagian di Nigeria Selatan, yakni Edo, Ondo dan Ebonyi, telah menjadi wilayah yang paling terpengaruh, dengan laporan 85 persen kasus.
Sementara WHO mengatakan lebih dari 2.800 orang yang telah mengadakan kontak dengan pasien telah diidentifikasi dan sedang dipantau. Jumlah kasus yang dikonfirmasi oleh NCDC hingga 25 Februari melebihi jumlah seluruh kasus pada 2017.
NCDC juga mengelola Pusat Operasi Darurat pada tingkat paling tinggi, terutama memusatkan semua sumber daya yang tersedia guna mengendalikan wabah tersebut. Manusia biasanya terinfeksi virus Lassa dari terpajan pada urine atau kotoran tikus yang terinfeksi.
Selain langkah umum pencegahan lain seperti mencuci tangan secara rutin, WHO juga menyarankan warga agar memelihara kucing. NCDC meminta rakyat Nigeria untuk mencegah tikus mendekati makanan mereka.
Demam Lassa adalah wabah buat beberapa negara Afrika Barat. Benin, Liberia dan Sierra Leone juga melaporkan kasus serupa dalam satu bulan belakangan.
Wondimagegnehu Alemu, Wakil WHO di Nigeria, mengatakan pendeteksian dini mengenai penularan penyakit itu dan perawatan dini meningkatkan kemungkinan pasien untuk tetap hidup.