REPUBLIKA.CO.ID, STRASBOURG -- Kepala Parlemen Eropa Antonio Tajani menyerukan agar resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata segera dilaksanakan di Ghouta Timur, Suriah, Senin (12/3) waktu setempat. Gencatan senjata harus dilakukan karena tidak ada dasar yang membenarkan pembantaian di sana.
"Tidak ada yang menarik, tidak ada penyebab yang bisa membenarkan pembersihan etnis, tindakan barbar, dan pembantaian terhadap orang-orang tak bersalah," kata dia saat berpidato dalam pembukaan sidang umum Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (13/3).
Tajani melanjutkan, gencatan senjata sangat penting dilakukan demi perlindungan terhadap warga sipil dan mereka yang terluka harus dievakuasi. "Keamanan harus menjadi tujuan. Semua ini harus dilakukan berdasarkan proses Jenewa," kata dia.
Selain itu, Tajani juga mengakui sisi kemanusiaan di Suriah telah pudar, dan ia pun meminta agar seluruh pihak tidak kehilangan sisi kemanusiaannya. "Kemanusiaan di Suriah telah runtuh. Jangan sampai kita kehilangan apa yang menjadi milik kita," tuturnya.
Tentara Suriah Tingkatkan Serangan ke Ghouta Timur
Ghouta timur yang menjadi rumah bagi sekitar 400 ribu orang menjadi sasaran pengepungan oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad selama lima tahun belakangan. Rezim ini telah meningkatkan pengepungannya selama beberapa bulan terakhir, dan mencegah penyaluran bantuan kemanusiaan.
Dewan Keamanan PBB pada 24 Februari lalu dengan suara bulat menyerukan gencatan senjata selama satu bulan di Suriah, terutama di Ghouta timur. Gencatan senjata ini untuk mengizinkan penyerahan bantuan kemanusiaan. Namun seruan tersebut tidak diindahkan Suriah dan sekutunya, Rusia.