REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kantor kepresidenan Nigeria pada Senin (12/3) mengatakan berencana untuk merundingkan pembebasan 110 anak perempuan yang diculik dari sebuah sekolah di kota Dapchi pada bulan lalu. Pemerintah Nigeria mengaku memilih negosiasi dibandingkan dengan operasi militer untuk membebaskan para korban secara paksa.
Penculikan tersebut merupakan salah satu aksi terbesar sejak kelompok ekstrimis Boko Haram menangkap lebih dari 270 anak perempuan usia sekolah di kota Chibok pada 2014 lalu. "Sejumlah korban dari Chibok sudah dibebaskan setelah menerima uang tebusan, dan 100-an lain masih ditawan," kata sejumlah sumber militer.
Nigeria hingga kini masih kesulitan menghadapi perlawanan gerilya oleh kelompok Boko Haram yang telah menewaskan sedikitnya 20 ribu orang sejak 2009. Anggota Boko Haram diduga terlibat dalam aksi penculikan terbaru pada 19 Februari lalu di Dapchi, negara bagian Yope.
Presiden Nigeria Mahammadu Buhari, seorang mantan jenderal yang telah berusia 75 tahun, membicarakan rencana negosiasi itu saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson di ibu kota, Abuja, demikian keterangan kantor kepresidenan.
"Nigeria lebih memilih untuk membebaskan para korban penculikan Boko Haram dari Chibok dan Dapchi dalam keadaan selamat, itu sebabnya pemerintah lebih memilih negosiasi dibandingkan aksi militer," kata kantor kepresidenan dalam pernyataan tertulis.
"Presiden Buhari menambahkan bahwa Nigeria tengah berupaya bersama sejumlah organisasi dan negosiator internasional, untuk memastikan bahwa para korban itu dibebaskan dalam keadaan selamat oleh kelompok penculik," kata mereka.
Persoalan keamanan tengah menjadi isu yang hangat dibicarakan di Nigeria kurang dari setahun sebelum pemilihan umum presiden. Buhari sudah berkeliling ke sejumlah wilayah bergejolak dan pada pekan ini akan mengunjungi negara bagian tempat terjadinya penculikan.
Tillerson baru-baru ini mengunjungi Nigeria sebagai negara terakhir dalam tur ke sejumlah negara Afrika, yang merupakan kunjungan pertamanya sebagai sebagai menteri luar negeri. Sebelumnya dia menyambangi Ethiopia, Kenya, Djibouti, dan Chad sebelum mendarat ke ibu kota Nigeria.
Pernyataan dari kantor kepresidenan juga mengatakan bahwa Buhari telah menyampaikan terimakasih terhadap bantuan Amerika Serikat dalam perang melawan Boko Haram, dan mengakui bahwa Nigeria masih membutuhkan pelatihan dan peralatan senjata.