Sabtu 01 Apr 2017 13:50 WIB

Boko Haram Kembali Lakukan Penculikan Perempuan

Rep: Puti Almas/ Red: Agus Yulianto
Pengunjuk rasa membawa poster menunjukkan dukungan agar penculikan perempuan (Ilustrasi)
Foto: Reuters
Pengunjuk rasa membawa poster menunjukkan dukungan agar penculikan perempuan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Boko Haram dilaporkan kembali melakukan penculikan sejumlah perempuan di wilayah timur laut Nigeria. Kelompok militan itu disebut menyerang dua desa dan menculik setidaknya 22 perempuan yang masih anak-anak maupun telah dewasa.

Serangan pertama dilakukan Boko Haram di Pulka, desa yang wilayahnya berbatasan dengan Kamerun pada Kamis (30/3). Di sana, kelompok teroris itu menculik 18 perempuan.

"Anggota Boko Haram datang dengan menggunakan kendaraan truk sekitar pukul 06.00 waktu setempat dan menculik para remaja perempuan yang berusia sekitar 17 tahun," ujar seorang warga desa Pulka, dilansir The Guardian, Sabtu (1/4).

Bahkan, perempuan yang bersembunyi di dalam semak-semak juga berhasil ditangkap oleh Boko Haram. Diperkirakan mereka yang diculik akan djadikan sebagai pengantin bagi para anggota kelompok.

Kemudian serangan kedua dilakukan di dekat Desa Dumba. Di sana, anggota kelompok itu meminta uang dari seorang pengembala yang berada di sekitar Danau Chad.

Menurut keterangan personil dari milisi anti-Boko Haram, Adamu Ahmed, pengembala itu menolak untuk memberikan uang. Kemudian, anggota kelompok teroris itu geram dan menembak puluhan hewan ternak yang dibawa.

"Tak sampai di sana, Boko Haram kemudian mengambil empat perempuan yang merupakan anggota keluarga pengembala tersebut," ujar Ahmed.

Sebelumnya, Boko Haram telah melakukan penculikan terhadap 270 anak perempuan dari asrama sekolah di Chibok pada April 2016. Selama menjadi sandera, mereka dilaporkan harus bersedia menjadi istri bagi anggota kelompok itu, bahkan beberapa diantaranya juga dijadikan alat untuk meluncurkan bom bunuh diri.

Saat ini ada sekitar 21 siswi yang berhasil lepas dari penculikan Boko Haram. Namun, 195 lainnya masih menjadi sandera dan tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement