Rabu 04 Apr 2018 07:07 WIB

Trump akan Kerahkan Pasukan Militer ke Perbatasan Meksiko

Pasukan militer diterjunkan sampai dinding perbatasan terbangun.

Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan, Selasa (4/4), ia akan menggunakan pasukan militer Amerika Serikat untuk menjaga perbatasan dengan Meksiko. Pasukan militer akan dikerahkan sampai dinding yang dijanjikan terpasang dan ada keamanan yang layak.

Trump menyebut penggunaan militer di perbatasan selatan itu sebagai sebuah langkah besar. Presiden AS itu baru-baru ini mengancam akan menghentikan bantuan AS untuk Honduras dan negara-negara lain kecuali mereka menghentikan para migran Amerika Tengah menuju Amerika Serikat.

Ia juga menekankan ancaman untuk menghentikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) jika aliran migran itu tidak dihentikan."Kami akan melakukan ini dengan Meksiko, dan mereka harus melakukannya, kalau tidak saya tidak akan mengurusi kesepakatan NAFTA," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

 

Baca juga, Trump Mulai Uji Coba Prototipe Dinding Perbatasan dengan Meksiko.

 

Trump menambahkan, jika rombongan itu mencapai perbatasan AS, maka undang-undang AS seakan sangat lemah dan menyedihkan. "Seakan-akan kita tidak punya perbatasan," katanya.

 

Para pejabat Meksiko pada Selasa mengatakan perjalanan "rombongan-rombongan" dari sebagian besar negara-negara Amerika Tengah, termasuk banyak di antaranya yang mengungsikan diri dari kekerasan di Honduras, telah berlangsung sejak 2010.

"Sampai kita punya dinding dan keamanan layak kita akan menjaga perbatasan (dengan mengerahkan) militer," kata Trump.

Trump menambahkan akan segera melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Mattis dan pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas wacana itu.

Sejumlah presiden AS di masa telah memerintahkan pasukan Garda Nasional untuk menjaga perbatasan.

Di bawah kepemimpinan Presiden W. Bush, pasukan Garda Nasional dari seluruh 54 negara bagian dan wilayah AS dikerahkan antara 2006 dan 2008 untuk menjalankan tugas-tugas seperti analisa intelijen yang berkaitan dengan perbatasan. Namun tidak secara langsung dikerahkan sebagai petugas penegak hukum, menurut Pentagon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement