REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan udara yang dilancarkan sekutu, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis ke Suriah telah menghancurkan fasilitas penelitian ilmiah di ibu kota Damaskus, Sabtu (14/4). Media pemerintah Suriah menggambarkan serangan oleh ketiga negara sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
"Fasilitas penelitian juga diserang di Damaskus, di samping sepertiga di wilayah Homs, dan lima pangkalan militer serta depot yang digunakan divisi tentara elite di area Mezzeh di Damaskus," kata The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Televisi pemerintah Suriah melaporkan, hingga saat ini pertahanan udara Suriah telah menembak jatuh 13 rudal di daerah Kiswah di selatan Damaskus. Belum terdapat laporan apakah serangan AS, Prancis, dan Inggris telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Menurut Direktur SOHR semua warga sipil yang tinggal di lokasi-lokasi yang menjadi target serangan AS, Inggris, dan Prancis, telah dievakuasi tiga hari lalu. Adalah Rusia yang menginstruksikan pelaksanaan evakuasi kepada pemerintah Suriah. Rusia mengatakan mereka memiliki informasi intelijen tentang akan dilancarkannya serangan ke pusat-pusat penelitian.
AS, Inggris, dan Prancis telah melancarkan serangan udara ke Suriah pada Sabtu (14/4). Serangan ini dilakukan merespons dugaan pengguaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah dalam serangan ke Douma pada pekan lalu.
Serangan berupa gas beracun tersebut menewaskan sedikitnya 70 orang. Pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia membantah bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut.