Selasa 01 May 2018 10:00 WIB

Dilarang Masuk Stadion, Penggemar Bola Turki Sewa Crane

Dia dilarang menonton klub sepak bola Turki Denizlispor selama setahun

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Crane. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Crane. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  DENIZILI -- Seorang penggemar berat klub sepak bola Turki Denizlispor tidak menghiraukan larangan untuk menonton tim favoritnya secara langsung. Tidak bisa masuk stadion, dia memilih menyewa crane.

Ali Demirkaya alias 'Amigo Ali' dikenal sebagai salah satu suporter paling fanatik di Denizlispor. Dia mendapatkan pelarangan menonton tim jagoannya selama setahun secara langsung. Penyebab larangan itu terbit setelah keterlibatannya dalam insiden yang terjadi pada salah satu permainan Denizlispor pada tahun 2015. Demirkaya dilarang memasuki stadion timnya selama satu tahun pada tahun 2017.

Namun, dia selalu menentang keputusan tersebut dan bersumpah untuk tidak membiarkannya berhenti menyaksikan dan menyemangati Denizlispor. Pekan ini, dia memenuhi janjinya dengan datang langsung ke stadion dengan membawa crane.

Amigo Ali mengira dia tidak bisa masuk ke stadion tidak berarti dia tidak bisa mendukung timnya. Dia menghabiskan beberapa ratus dolar untuk sewa crane untuk bisa membuatnya naik ke atasnya dan membuatnya bisa lebih tinggi dari batas stadion. Foto-foto dan video-video dia bersorak untuk tim dan melambai-lambaikan dari atas menghebohkan publik. Dia pun tersorot media Turki dan Eropa.

Setelah melakukan aksi heboh tersebut, Amigo Ali diamankan polisi dengan cepat. Pihak berwenang meminta operator derek untuk menurunkan si fanatik sepak bola, dikutip dari Odditycentral, Selasa (1/5).

Kejadian tersebut bukan pertama kalinya bagi Ali Demirkaya. Dia melakukan hal yang sama pada bulan Februari, dan polisi harus memaksanya turun karena dia terlalu banyak perhatian. Pada saat itu, dia mengatakan kepada situs web penggemar Denizlispor20 kalau dia mempertimbangkan untuk menyewa balon atau paraglider, sehingga dia dapat menonton pertandingan timnya dari atas tanpa polisi merusak pengalaman.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement