Rabu 06 Jun 2018 16:08 WIB

Respons Duterte Ketika Ciumannya Dikecam

Duterte mengaku mencium perempuan adalah gayanya.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam forum bisnis Korea Selatan (Korsel)-Filipina di Seoul, Korsel, Selasa (5/6).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam forum bisnis Korea Selatan (Korsel)-Filipina di Seoul, Korsel, Selasa (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia akan mengundurkan diri jika banyak wanita yang tersinggung dan menandatangani petisi yang menyerukan agar dia mundur. Reaksi tersebut muncul setelah dia mencium bibir seorang wanita Filipina saat berkunjung ke Korea Selatan (Korsel).

Duterte telah menjelaskan ciuman yang dilakukan itu murni sebagai hiburan semata. Itu dilakukan untuk menghibur para ekspatriat Filipina yang dia kunjungi saat itu.

Akan tetapi kaum feminis menyebutnya sebagai "cara yang sesat" untuk mengejek para kritikus wanita. Para kritikus wanita itu marah karena komentar-komentar Duterte yang sering menghina dan beberapa komentarnya bersifat seksis.

"Jika ada cukup banyak wanita untuk.... Yah, saya pikir jika semua wanita di sini akan menandatangani petisi bagi saya untuk mengundurkan diri, saya akan mengundurkan diri," kata Duterte saat jumpa media sekitar tengah malam, Selasa (5/6) sekembalinya dari kunjungan resmi ke Korsel.

Media sosial dipenuhi dengan foto dan video Duterte di panggung meminta seorang wanita yang tidak dikenal dari penonton Filipina untuk menciumnya sebagai ganti buku yang ia bagikan. Wanita itu, yang tampak bersemangat melihat Duterte secara langsung, setuju melakukannya.

Duterte mengatakan mencium wanita adalah gayanya selama 22 tahun sebagai walikota di Davao City sebelum menjadi presiden. "Selama kampanye di hari-hari saya berkuasa, saya mencium setiap wanita di sana, bibir ke bibir. Masalahnya adalah Anda tidak mengenal saya," kata Duterte yang berusia 73 tahun tersebut.

Banyak pernyataan kontroversial Duterte tentang wanita yang mencakup beberapa lelucon umum tentang pemerkosaan. Tetapi tidak ada yang merusak dukungan domestiknya. Banyak orang Filipina memandang bahasanya yang secara politis tidak benar dan bersahaja sebagai bagian dari daya tariknya.

Pembela hak-hak perempuan di Filipina baru-baru ini meluncurkan kampanye #BabaeAko (I Am a Woman) secara daring. Kampanye tersebut untuk mengirim pesan mereka tidak menerima pernyataan "seksis" Duterte.

Penasihat hukum presiden, Salvador Panelo,Rabu (6/6) mengatakan ciuman itu menunjukkan karakter Duterte yang peduli dan kebapakan. Dia menjelaskan para ekspatriat di Seoul yang dikunjungi Duterte menikmati momen itu.

"Dia melakukannya dengan senang dan bersemangat, dia menggembirakan," kata Panelo kepada saluran berita ANC.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement