Senin 11 Jun 2018 08:32 WIB

KCNA: Trump dan Kim Bahas Mekanisme Perdamaian Permanen

Trump dan Kim akan bertemu di Singapura, Selasa.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Reiny Dwinanda
Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump
Foto: EPA
Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kantor berita resmi Korea Utara (Korut) KCNA melaporkan pada Senin (11/6) bahwa pertemuan antara Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan membahas mekanisme perdamaian. Kedua pemimpin itu dijadwalkan bertemu di Capella Hotel, Pulau Resor Sentosa, Singapura, pada Selasa (12/6).

"Itu membahas mekanisme pemeliharaan perdamaian permanen dan berkelanjutan di Semenanjung Korea, denuklirisasi Semenanjung Korea, dan isu-isu lain yang menjadi perhatian bersama," ungkap KCNA.

Kim dikabarkan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Ri Yong-ho, Menteri Pertahanan No Kwang-chol, dan adiknya Kim Yo-jong. Sementara itu, pejabat yang datang dengan Trump antara lain, Menteri Luar Negeri Negara Mike Pompeo, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, Kepala Staf Gedung Putih John Kelly, dan Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders.

photo
Donald Trump tiba di pangkalan udara militer Singapura Paya Lebar.

Trump terbang dari Kanada ke Singapura setelah menghadiri pertemuan G7. Mendarat di Pangkalan Udara Paya Lebar, Trump berharap dapat mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada denuklirisasi salah satu musuh Amerika yang paling sengit itu.

Trump disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan begitu keluar dari Air Force One pada Ahad (10/6) malam. Ditanya oleh reporter tentang perasaannya mengenai KTT, Trump berkata, "Sangat bagus."

Kim sudah tiba lebih dulu pada Ahad siang. Kim mendarat di Bandara Changi setelah menempuh perjalanan terpanjangnya ke luar negeri sebagai kepala negara. Ia mengenakan setelan Mao gelap khasnya dan gaya rambut tinggi yang khas.

ki

photo
Kim Jong-un disambut Menteri Luar Negeri Singapura Dr Vivian Balakrishnan di Bandara Changi, Ahad (10/6).

Selain ke Cina dan Korea Selatan, Kim belum pernah ke negara lain sejak menjabat pada tahun 2011. Kim tiba dengan sebuah pesawat yang dipinjam dari Cina, yang selama beberapa dekade telah menjadi sekutu utama Korut. Kim juga disambut oleh Balakrishnan.

Trump, berbicara di Kanada pada hari Sabtu (9/6), yang mengatakan kesepakatan di KTT akan memacu momentum, menggarisbawahi hasil yang tidak pasti dari apa yang ia sebut misi perdamaian.

Trump awalnya menggembar-gemborkan potensi untuk tawar-menawar besar dengan Korut mengenai denuklirisasi. Namun, ia kemudian menurunkan ekspektasinya.

Ia mengatakan pembicaraan akan lebih tentang memulai hubungan dengan Kim. Proses negosiasi dipastikan akan membutuhkan lebih dari satu pertemuan.

Ahli non-proliferasi Daryl Kimball mengatakan bahwa untuk membuat KTT sukses, Trump dan Kim perlu menyepakati kerangka kerja untuk melakukan negosiasi tingkat ahli. Negosiasi tersebut akan menuntaskan detail dan kerangka waktu yang dibutuhkan untuk merealisasikan langkah-langkah tertentu.

"Ketika para pemimpin tiba di Singapura, masih belum jelas apakah Trump dan Kim berada di halaman yang sama tentang tujuan akhir, kecepatan, dan urutan dari banyak langkah yang terlibat dalam 'denuklirisasi' lengkap dari semenanjung Korea," katanya dalam sebuah pesan yang dicicitkan di Twitter.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan para pejabat AS dan Korut akan mengadakan pembicaraan tingkat kerja pada hari Senin (11/6). Dia mengatakan delegasi AS akan dipimpin oleh Sung Kim, seorang diplomat veteran yang baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korut.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonimitas, mengatakan pertemuan hari Senin itu tampaknya bertujuan untuk membuat kemajuan 11 jam menjelang KTT. Itu dilakukan karena sejak pembicaraan sebelumnya, Sung Kim tidak banyak mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak pada definisi denuklirisasi atau memenangkan perjanjian tentang komitmen yang nyata dari Pyongyang mengenai pembongkaran situs nuklirnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement