REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Departemen Investigasi Kejahatan Komersial Federal Malaysia menggeledah rumah mantan perdana menteri Najib Razak di Putrajaya, Senin (11/6). Penggeledahan dilakukan masih dalam rangka menyelidiki keterlibatan Najib dalam skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Sejumlah petugas berseragam dan berpakaian bebas tiba di kediaman Najib sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Penggeledahan dilakukan tak lama kemudian. Rumah berlantai dua yang kali ini digeledah diyakini telah digunakan Najib sebagai safe house. Jarak antara rumah tersebut dengan kediaman resmi perdana menteri hanya sekitar 200 meter.
Sekitar pukul 14:20, para petugas keluar dari rumah dengan memboyong beberapa kardus. Kardus-kardus itu kemudian dimasukan ke sebuah van berwarna putih yang terparkir di depan rumah.
Belum diketahui apa isi dari kardus-kardus tersebut. Proses penggeledahan berakhir pada pukul 15:10 waktu setempat. "Kami tidak dapat mengungkapkan lebih lanjut. Tapi kami dapat mengonfirmasi penggerebekan itu dilakukan di bawah Undang-Undang Anti-Pencucian Uang," ungkap seorang sumber di lingkaran penyelidikan itu kepada Malay Mail.
Berdasarkan keterangan seorang warga yang tinggal di lingkungan tersebut, sebelum penggeledahan, rumah itu sempat dihuni oleh Tan Sri Mohd Shukry Salleh. Ia adalah mantan sekretaris pribadi Najib yang ditunjuk sebagai ketua Bank Rakyat pada Januari 2017. Kendati demikian, rumah tersebut tampaknya telah cukup lama tak ditempati. Hal ini terlihat dari rumput di halamannya yang tak terpangkas rapih.
Ini bukan kali pertama kediaman Najib digeledah. Pada 16 Mei lalu, otoritas Malaysia telah menggeledah rumah, kantor, serta dua apartemen mewah milik Najib. Petugas menyita puluhan tas dan koper setelah menggeledah tempat-tempat tersebut.
Sebagian besar tas yang disita ternyata berisi uang tunai dalam berbagai mata uang. Kepala Departemen Investigasi Kejahatan Komersial (CCID) Amar Singh mengatakan pihaknya menyita uang tunai sebesar 114 juta ringgit dari apartemen-apartemen mewah milik Najib. Selain uang tunai, CCID juga menyita perhiasan dan jam tangan mewah.
"Dari 72 tas yang disita, 35 di antaranya berisi 114 juta ringgit uang tunai dalam 26 mata uang asing. Ada 37 tas berisi jam tangan dan perhiasan," kata Amar Singh kepada awak media pada 25 Mei lalu, dilaporkan laman The Straits Times.
Ia mengungkapkan sebagian besar uang tunai yang disita berbentuk ringgit dan dolar Singapura. CCID juga menyita sejumlah tas mewah milik istri Najib, Rosmah Mansor. Sebagian besar tas berasal dari merek kenamaan Prancis, Hermes.
"Kami sedang berdiskusi dengan merek mewah untuk mengautentikasi mereka (tas-tas milik Rosmah Mansor). Kami akan mengirim gambar ke Paris untuk autentikasi dan penilaian mereka," kata Amar Singh.
Menurut Amar, sejak pertengahan Mei, polisi telah melakukan penggerebekan di 12 tempat yang terkait dengan Najib, termasuk tiga apartemen mewah dan kediaman pribadinya di Taman Duta. Puluhan tas mewah, jam tangan, dan uang tunai sebesar 500 juta ringgit disita dari kediaman Najib di Taman Duta.