Rabu 27 Jun 2018 04:39 WIB

Australia Bangun Armada Drone Patroli Laut Cina Selatan

Armada drone bernama Triton ini akan beroperasi lima tahun mendatang.

Inilah drone Australia yang akan dibuat, MQ-4C Triton.
Foto: Air Force
Inilah drone Australia yang akan dibuat, MQ-4C Triton.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia akan menghabiskan dana tujuh miliar dolar Australia guna membuat enam pesawat mata-mata tidak berawak yang bisa mengudara selama lebih dari 24 jam dan akan digunakan untuk patroli di Laut Cina Selatan.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan pemerintah akan menghabiskan dana awal 1,4 miliar dolar Australia untuk membuat pesawat pertama dari enam pesawat tersebut. Namun armada drone bernama Triton ini akan beroperasi lima tahun mendatang.

Ketika sudah tersedia, Laut Cina Selatan diperkirakan akan menjadi wilayah kerja utama bagi pesawat mata-mata tersebut yang bisa digunakan memantau keberadaan kapal selam musuh. Pesawat dengan daya jangkau luas ini bisa juga digunakan ke Laut Pasifik dan Samudera Hindia untuk mendeteksi adanya kapal asing, penangkapan ikan ilegal dan juga kapal penyeludup manusia. Pesawat ini juga bisa diterbangkan ke selatan mencapai Kutub Selatan (Antartika).

"Penting sekali bagi kita untuk mengetahui siapa saja yang beroperasi di wilayah kita, dan kita bisa memberikan tanggapan terhadap ancaman yang ada." kata Menteri Industri Pertahanan Australia Christopher Pyne.

Dia mengatakan Triton akan melanjutkan kemampuan Australia untuk memantau perkembangan di Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan. "Australia memiliki hak untuk melakukan gerakan melewati Laut Cina Selatan melalui perairan internasional seperti yang selama ini sudah terjadi baik lewat kapal laut maupun pesawat udara," kata Pyne.

Angkatan Laut AS membantu pengembangan drone

Enam pesawat drone Triton ini akan semuanya mulai beroperasi di akhir 2025. Informasi yang dikumpulkan oleh pesawat ini akan dikirim juga ke sekutu Australia yaitu Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru.

Pesawat ini akan bermarkas di pangkalan Angkatan Udara Australia (RAAF) di Edinburg (Australia Selatan), dan didesain dalam kerjasama erat dengan militer Amerika Serikat. Pesawat Triton ini tidak akan dilengkapi dengan senjata karena memang sengaja dirancang untuk melakukan pemantauan.

Kertas Putih Bidang Pertahanan Australia di tahun 2016 berisi rencana membuat tujuh drone Tritan, namun pemerintah mengumumkan, Selasa (26/6), yang dibuat hanya enam. Australia membeli pesawat ini dari perusahaan militer raksasa Amerika Serikat Northrop Grumman. Perjanjian juga mencakup program bersama senilai 200 juta dolar Australia dengan Angkatan Laut Amerika Serikat bagi pengembangan, produksi dan perawatan armada Triton.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

 

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-06-26/australia-bangun-armada-untuk-patroli-laut-china-selatan/9910244
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement