Selasa 03 Jul 2018 15:26 WIB

Austria Siap Perketat Perbatasan dari Arus Imigran

Para imigran yang mengajukan permohonan suaka akan ditampung di zona perbatasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan imigran tiba di Wina, Austria, Senin (31/8).
Foto: bbc
Ratusan imigran tiba di Wina, Austria, Senin (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pemerintah Austria siap untuk melindungi dan memperketat perbatasannya dari arus imigran. Hal tersebut akan dilakukan bila kesepakatan imigrasi dalam koalisi Jerman mulai berlaku.

Pada Senin malam, koalisi pemerintahan Jerman, Christian Democratic Union (CDU) dan Christian Social Union (CSU) telah sepakat untuk menyelesaikan masalah imigrasi di perbatasan mereka. Dalam kesepakatan itu, para imigran yang telah mengajukan permohonan suaka di negara-negara Uni Eropa lainnya, akan ditampung di pusat-pusat transit di zona perbatasan.

Pada saat bersamaan, Pemerintah Jerman akan menegosiasikan kesepakatan bilateral untuk kepulangan mereka. Austria, yang berbatasan dengan Jerman di sebelah utara, merespons tercapainya kesepakatan tersebut dengan menyatakan akan melindungi perbatasannya.

"Jika kesepakatan ini menjadi posisi Pemerintah Jerman, kita melihat bahwa ini mendorong kita untuk mengambil tindakan guna mencegah konsekuensi negatif bagi Austria dan penduduknya," kata Kanselir Austria Sebastian Kurz pada Selasa (3/7).

"Oleh karena itu, pemerintah dipersiapkan untuk mengambil langkah-langkah melindungi perbatasan selatan kami," kata Kurz menambahkan. Batas selatan Austria adalah dengan Slovenia dan Italia.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengancam akan mengunduran diri dari jabatannya pada Ahad (1/7). Dia dilaporkan berselisih pendapat dengan Kanselir Jerman Angela Merkel perihal kebijakan imigrasi dan suaka negara tersebut.

Seehofer juga hendak melepaskan jabatannya sebagai ketua partai CSU.

CSU merupakan mitra kunci koalisi Merkel yang berasal CDU. Ancaman pengunduran diri Seehofer muncul akibat perbedaan pandangannya dengan Merkel tentang cara menghadapi dan menangani para pencari suaka di perbatasan Jerman.

Seehofer menghendaki agar perbatasan Jerman diperketat. Ia bahkan menginginkan agar kepolisian Jerman mengusir setiap imigran di perbatasan negara tersebut jika mereka telah terdaftar sebagai pencari suaka di negara Uni Eropa lainnya.

Namun Merkel menolak rencana Seehofer. Ia khawatir jika Jerman menutup perbatasannya, hal itu akan memicu reaksi berantai yang menghancurkan zona perjalanan bebas perbatasan Eropa. Alih-alih mengikuti keinginan Seehofer, Merkel justru memilih untuk memperketat kontrol atas masuknya imigran ke Jerman.

Merkel bahkan mengklaim telah membuat kesepakatan dengan 16 negara lain agar mereka mengambil para pencari suaka yang telah terdaftar di negara-negara terkait. Namun negara-negara Eropa tengah, termasuk Polandia, Hongaria, Republik Ceko, dan Slovakia menyangkal adanya kesepakatan semacam itu.

Keputusan Merkel untuk tak mengikuti kehendak Seehofer memang mengancam kelanggengan koalisi pemerintahannya. Kendati demikian, ia berharap CDU dan CSU tetap bisa bekerja sama dalam menangani isu ini. Menurutnya, perbedaan pandangan dengan CSU hanya terkait dengan cara untuk mereduksi migrasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement