Senin 02 Jul 2018 20:31 WIB

Menentang Kebijakan Imigrasi, Mendagri Jerman Ancam Mundur

Horst Seehofer dilaporkan berselisih pendapat dengan Merkel soal kebijakan imigrasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Mendagri Horst Seehofer.
Foto: AP
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Mendagri Horst Seehofer.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengancam akan mengunduran diri dari jabatannya pada Ahad (1/7). Dia dilaporkan berselisih pendapat dengan Kanselir Jerman Angela Merkel perihal kebijakan imigrasi dan suaka negara tersebut.

Tak hanya hendak meletakkan jabatan yang diembannya, Seehofer pun ingin melepaskan posisinya sebagai ketua partai Christian Social Union (CSU). CSU merupakan mitra kunci koalisi Merkel yang berasal dari Christian Democratic Union (CDU).

(Baca: Gengster Melarikan Diri dari Penjara Pakai Helikopter)

Ancaman pengunduran diri Seehofer muncul akibat perbedaan pandangannya dengan Merkel tentang cara menghadapi dan menangani para pencari suaka di perbatasan Jerman. Seehofer menghendaki agar perbatasan Jerman diperketat.

Bahkan ia menginginkan agar kepolisian Jerman mengusir setiap imigran di perbatasan negara tersebut jika mereka telah terdaftar sebagai pencari suaka di negara Uni Eropa lainnya. Namun Merkel menolak rencana Seehofer.

(Baca: Trump akan Tekan Putin Soal Intervensi Rusia di Pilpres AS)

Ia khawatir jika Jerman menutup perbatasannya, hal itu akan memicu reaksi berantai yang menghancurkan zona perjalanan bebas perbatasan Eropa. Alih-alih mengikuti keinginan Seehofer, Merkel justru memilih untuk memperketat kontrol atas masuknya imigran ke Jerman.

Merkel bahkan mengklaim telah membuat kesepakatan dengan 16 negara lain agar mereka mengambil para pencari suaka yang telah terdaftar di negara-negara terkait. Namun negara-negara Eropa tengah, termasuk Polandia, Hongaria, Republik Ceko, dan Slovakia menyangkal adanya kesepakatan semacam itu.

"Jerman tidak berbicara kepada kami dan saya tidak akan menandatangani kesepakatan ini. Tidak ada negosiasi yang dilakukan antara Republik Ceko dan Jerman pada pertanyaan ini," kata Perdana Menteri Ceko Andrej Babiš, dikutip laman the Guardian.

(Baca: Sekeluarga Mati Gantung Diri Diduga Menganut Praktik Mistis)

Namun, menurut dokumen yang diedarkan Pemerintah Jerman di Berlin, 14 negara Uni Eropa telah setuju untuk mengambil kembali para imigran yang telah mencapai perbatasan Jerman. Merkel pun mengatakan Yunani dan Spanyol telah sepakat mengambil para imigran yang terhenti di perbatasan Bavaria-Austria karena memasuki negara mereka terlebih dahulu.

Merkel berharap hal tersebut dapat meredakan kekhawatiran Seehofer. "Jumlah dari semua yang kami sepakati setara dengan apa yang CSU inginkan. Itu pandangan pribadi saya, tetapi CSU harus memutuskan sendiri," ujarnya, dikutip laman BBC.

Keputusan Merkel untuk tak mengikuti kehendak Seehofer memang mengancam kelanggengan koalisi pemerintahannya. Kendati demikian, ia berharap CDU dan CSU tetap bisa bekerja sama dalam menangani isu ini.

Menurutnya, perbedaan pandangan dengan CSU hanya terkait dengan cara untuk mereduksi migrasi. "Saya berbagi tujuan CSU, di satu sisi, mengurangi jumlah imigran yang dibawa ke Eropa oleh penyelundup dan di sisi lain, saya juga berbagi pandangan bahwa pencari suaka tidak bisa begitu saja memilih negara mana yang mereka kehendaki untuk pergi," katanya.

Beberapa sumber di partai CSU mengatakan, Seehofer masih belum mengajukan surat pengunduran diri. Mereka mengatakan sejumlah tokoh di internal partai masih berupaya mengubah keputusan Seehofer.

Salah satu tokoh senior yang turut membujuk Seehofer adalah ketua kelompok parlemen CSU Alexander Dobrindt. "Ini adalah keputusan yang tidak bisa saya terima," ujarnya menanggapi ancaman pengunduran diri Seehofer.

Seehofer mengatakan dia setuju untuk bertemu lagi dengan partai Merkel, CDU, sebelum dia membuat keputusan final. "Kami akan memiliki lebih banyak pembicaraan hari ini dengan CDU di Berlin dengan harapan bahwa kami dapat mencapai kesepakatan. Setelah itu, kita akan lihat nanti," kata Seehofer pada Ahad.

Aliansi CSU dan CDU telah terjalin selama beberapa dekade terakhir. Dengan adanya perselisihan antara Merkel dan Seehofer, aliansi ini terancam bubar. Padahal, pada Oktober nanti pemilihan di negara bagian Bavaria akan dilaksanakan.

Bila situasi saat ini tak berubah, partai Alternative for Germany (AfD) akan menjadi ancaman serius bagi CSU dan CDU. AfD memenangkan 94 kursi di parlemen Jerman (Bundestag) tahun lalu.

Ini merupakan kali pertama AfD dapat meraih kursi sebanyak itu. Keberhasilannya dalam mendulang suara didasarkan pada retorika anti-imigrasi. AfD bahkan menyerang keputusan Merkel yang membiarkan lebih dari satu juta pencari suaka memasuki Jerman pada 2015-2016.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement