Jumat 13 Jul 2018 10:52 WIB

Aparat Saudi Tangkap Pengkritik Kerajaan

Hawali dikenal kerap mengkritik keluarga kerajaan karena korupsi dan pro-barat

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Borgol. Ilustrasi.
Borgol. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Pihak berwajib Arab Saudi telah menangkap Safar al-Hawali, serta tiga putranya, Jumat (13/7). Hawali diamankan karena selama ini dikenal sebagai ulama yang mengkritik keluarga kerajaan karena tindakan korupsi dan bekerja untuk Barat.

Penangkapan Hawali dilaporkan kelompok hak asasi manusia, ALQST. Aktivis ALQST, Yahya Assiri, mengatakan bahwa ulama itu ditangkap hari Rabu lalu setelah dia menerbitkan sebuah buku yang mengkritik keluarga Kerajaan Arab Saudi dan menuduh mereka melakukan tindakan tak terpuji.

Pihak Riyadh belum menanggapi hal tersebut. Selama ini Riyadh selalu mengklaim tidak memiliki tahanan politik. Namun, pejabat senior mengatakan bahwa pemantauan terhadap aktivis terus dilakukan untuk menjaga kestabilan sosial.

Kritikus mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak melakukan banyak hal untuk meliberalisasi politik di negara, di mana raja menikmati otoritas mutlak. Putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu selama ini telah menargetkan para pembangkang.

Hawali menjadi ulama yang terkenal sejak 25 tahun lalu saat dirinya menjabat kelompok Sahwa. Kelompok itu muncul karena kegelisahan demokrasi di Arab Saudi. Dia telah mengkritik keluarga kerajaan karena korupsi, liberalisasi sosial dan bekerja untuk Barat.

Hawali pernah dipenjara terkait tindakan keras otoritas Saudi terhadap kelompok Islamis pada 1990-an. Namun, dia dibebaskan setelah berhenti mengkritik. Setelah invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003, Hawali mendukung kelompok jihad anti-AS.

Dia juga mengecam serangan militan Islamis terhadap orang-orang Barat di Arab Saudi. Kelompok Sahwa sudah lama dilemahkan oleh represi oleh pemerintahan berkuasa, namun tetap aktif hingga kini.

Keluarga al-Saud selalu menganggap kelompok Islamis sebagai ancaman internal di negara itu. Saudi juga diketahui selama satu dekade telah menggencarkan operasi Alqaidah, dilansir laman Reuters.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement