REPUBLIKA.CO.ID, CHIANG RAI -- Tim sepakbola remaja Thailand yang telah selamat dari dalam Gua Tham Luang akhirnya bangun tidur di rumah mereka untuk pertama kalinya. Setelah diselamatkan dari gua, anak-anak remaja tersebut harus dirawat di rumah sakit selama sekitar satu pekan.
Pada Kamis (19/7) pagi, mereka mengambil bagian dalan upacara keagamaan. Beberapa dari mereka melakukan upacara keagamaan bersama keluarganya di Kuil Wat Pha That Doi Wao, tempat peribadatan berupa candi kuno dengan pemandangan perdesaan di sekitarnya. Akan tetapi, wartawan tidak diizinkan mendekat untuk menjaga privasi mereka.
Sang pelatih Ekapol Chanthawong mengatakan anak-anak tersebut nantinya akan menghabiskan waktu sebagai biksu. Keputusan tersebut dilakukan untuk menghormati petugas penyelamat yang tewas ketika menyelamatkan mereka, Saman Gunan.
"Kami merencanakan tanggalnya, dan akan segera melakukannya ketika semua keluarga sudah siap," kata ayah salah satu anak-anak tersebut, Banphot Konkum, dikutip News, Kamis (19/7).
Anak-anak tersebut mengatakan mereka memasuki gua pada 23 Juni 2018. Mereka berencana berada di dalam selama satu jam. Namun, tiba-tiba hujan datang dan air memenuhi terowongan sehingga mereka terjebak.
Setelah terjebak selama satu pekan lebih, pada 2 Juli 2018, anak-anak tersebut akhirnya ditemukan. Pada saat itulah proses penyelamatan dimulai dengan mengerahkan relawan.
Saman Gunan yang merupakan penyelam senior Thailand ikut dalam tim relawan tersebut. Akan tetapi, Saman tewas akibat kehilangan kesadaran pada saat misi menempatkan tangki oksigen di dalam gua.