REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Tiga remaja dari tim sepakbola remaja yang diselamatkan dari gua di Thailand Utara mendapatkan kewarganegaraan negara tersebut. Pelatih sepakbola tim Wild Boars, Ekapol Chantawong, yang berusia 25 tahun juga diberi kewarganegaraan.
Ketiga remaja dan pelatih tersebut sebelumnya berasal dari Myanmar. Mereka tinggal di Thailand karena situasi yang tidak aman di Myanmar. Gua yang mereka masuki berada di perbatasan kedua negara.
Ekapol dan 12 remaja memasuki gua Tham Luang di provinsi Chiang Rai 23 Juni lalu. Hujan yang terjadi di kawasan tersebut menyebabkan mereka terperangkap di dalam gua.
Mereka mampu bertahan hidup dengan minum air yang mengalir dari bebatuan di dalam gua, sebelum ditemukan oleh tim penyelamat. Tim penyelamat internasional dari berbagai negara berhasil membawa para remaja itu keluar dengan selamat 10 Juli lalu.
Foto yang dirilis Tham Luang Rescue Operation Center menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand dan pelatihnya saat ditemukan di dalam gua yang setengah terendam banjir di Mae Sai, Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7).
Tiga remaja tersebut dan Ekapol masuk dalam kategori tidak memiliki warga negara (stateless), meskipun mereka lahir di Thailand. Setelah dilakukan pengecekan oleh otoritas setempat termasuk surat kelahiran, sekarang mereka disetujui untuk menjadi warga negara. Keempatnya mendapatkan KTP Thailand hari Rabu (8/8).
"Mereka semua berhak menjadi warga negara." kata Somsak Kanakam, kepala distrik Mae Sai di Chiang Rai.
"Semua anak-anak yang lahir di Thailand harus memiliki akte kelahiran Thailand untuk bisa menjadi warga negara."
Banyak penduduk yang tidak memiliki warga negara di Thailand berasa dari daerah perbatasan, sehingga asal usul mereka sering dipertanyakan. Menurut Badan Pengungsi PBB (UNCHR), beberapa penduduk berasal dari 'suku di pengunungan' yang tinggal di daerah terpencil. Mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi cukup mengenai kewarganegaraan.
Apa yang terjadi dalam penyelamatan gua di Thailand itu mengungkapkan masalah yang dihadapi oleh mereka yang berasal dari Kamboja, Laos, dan Myanmar yang tinggal di Thailand. Mereka menghadapi pembatasan karena mereka bukan warga negara.
Menurut data resmi ada sekitar 486 ribu orang yang tidak memiliki warga negara. Sebanyak 146,269 orang berusia di bawah 18 tahun.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini