REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sedat Onal, wakil menteri luar negeri Turki yang baru diangkat, akan memimpin delegasi ke Amerika Serikat untuk membahas ketegangan antara dua negara. Demikian sumber di Kementerian Luar Negeri Turki melaporkan pada Selasa (7/8).
Hubungan antara kedua negara memburuk karena perbedaan tentang kebijakan Suriah dan kasus penahanan pastur AS Andrew Brunson di Turki. CNN Turk sebelumnya melaporkan, Turki dan Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan mengenai beberapa isu yang akan dibahas dalam pertemuan dan delegasi itu akan ke Washington dalam dua hari untuk membicarakan perselisihan mereka.
"Wakil menteri luar negeri kami Sedat Onal akan memimpin delegasi," kata sumber tersebut tanpa memberi penjelasan lebih jauh. Dia mau berbicara asalkan jatidirinya tak disebutkan.
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah menuntut Turki agar membebaskan Brunson, pastor yang telah tinggal di Turki selama lebih dua dekade. Pastor itu telah didakwa mendukung sebuah kelompok yang Ankara persalahkan karena usaha kudeta pada 2016. Brunson membantah tuduhan-tuduhan tersebut.
Pekan lalu Washington telah memberlakukan sanksi-sanksi atas menteri kehakiman dan menteri dalam negeri, anggota kabinet Presiden Tayyip Erdogan, dengan menyatakan mereka memainkan peran menonjol dalam organisasi-organisasi yang bertanggung jawab atas penangkapan Brunson. Erdogan telah menyatakan Turki akan membalas sanksi-sanksi tersebut. Erdogan pun menjatuhkan sanksi ke menteri AS.
Baca juga, Erdogan: Trump Telah Dipermainkan, Saya Tahu Siapa Dalangnya.
Pada akhir pekan, Perwakilan Perdagangan AS (USTR) menyatakan pihaknya akan meninjau akses bebas pajak Turki ke pasar AS. Hal itu dilakukan setelah Ankara memberlakukan tarif atas barang-barang AS sebagai pembalasan terhadap tarif Amerika atas alumunium dan baja. Langkah ini akan memengaruhi ekspor Turki senilai 1,7 miliar dolar AS.
Kedutaan Besar AS di Ankara mengatakan pada Selasa bahwa AS akan terus menjadi sekutu Turki kendati ada ketegangan-ketegangan saat ini. Ia menambahkan kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang aktif.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Presiden AS Donald Trump telah dipermainkan menyusul ketegangan yang terjadi antara Ankara dan Washington. Ketegangan kedua negara terjadi setelah Turki menahan pastor AS yang diduga menjadi menjadi mata-mata.
"Trump telah dipermainkan dan saya tahu persis siapa yang mempermainkannya," ujar Erdogan saat berpidato di kongres organisasi kewanitaan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). "Trump harus merusak permainan ini. Adapun kami tetap pada sikap kami karena kami jujur," ujarnya, akhir pekan lalu seperti dilansir Hurriyetdailynews.