REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut baik pembebasan pendeta AS Andrew Brunson setelah dua tahun di tahan Turki. Ia mengatakan, pembebasan Brunson merupakan langkah luar biasa untuk meningkatkan hubungan dengan Turki.
"Satu-satunya kesepakatan, jika Anda bisa menyebutnya kesepakatan, adalah masalah psikologis. Kami merasa jauh berbeda tentang Turki hari ini daripada yang kami lakukan kemarin, dan saya pikir kami memiliki peluang untuk benar-benar menjadi lebih dekat dengan Turki," kata Trump kepada wartawan selama rapat dengan Brunson di Oval Office.
Pengadilan Turki pada Jumat memvonis Brunson lebih dari tiga tahun penjara. Pengadilan memutuskan membebaskan Brunson karena sudah ditahan sejak Oktober 2016. Brunson ditahan karena dituduh memiliki kaitan dengan militan Kurdi dan pendukung ulama Muslim yang berbasis di AS, Fethullah Gullen.
Pembebasan Brunson dapat menandakan pencairan hubungan antara dua sekutu NATO, yang memburuk pada Agustus setelah kesepakatan untuk membebaskan Brunson gagal. Akibatnya Trump menaikkan tarif impor untuk aluminium dan baja Turki sehingga membuat penurunan mata uang lira.
Baca juga, AS: Sanksi Turki Dicabut dengan Pembebasan Pastor Brunson.
Walaupun Turki telah membebaskan Brunson, namun Tump tidak berjanji untuk mencabut sanksi. Tetapi Trump menyambut berakhirnya ketegangan antara kedua negara selama dua bulan terakhir.
Di depan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, penasihat keamanan nasional Trump John Bolton, anggota parlemen AS dan keluarganya, Brunson menyampaikan doanya untuk Trump karena pembebasannya.
Trump juga berterima kasih kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan karena membantu membebaskan Brunson. Namun dalam sebuah unggahan Twitter singkat Erdogan mengatakan, pembebasan Brunson adalah keputusan pengadilan dan bukan keputusan darinya.
"Bapak Presiden yang terhormat, seperti yang selalu saya tunjukkan, pengadilan Turki mencapai keputusannya secara independen. Saya berharap bahwa Amerika Serikat dan Turki akan melanjutkan kerja sama mereka sebagai sekutu , dan berjuang bersama melawan kelompok-kelompok teroris," tulis Erdogan di akun Twitter-nya.
Trump mengatakan pembebasan Brunson bukanlah sesuatu yang mudah bagi Erdogan. Pemerintah AS secara aktif berupaya membebaskan orang AS dan pegawai pemerintah yang ditahan di Turki. "Kami bekerja sangat keras," katanya.
Senator Thom Tillis, yang berada di Gedung Putih pada Sabtu mengecam Turki karena masih menahan beberapa warga negara AS lainnya. Mereka juga mengecam beberapa staf Turki di misi diplomatik AS, karena melakukan penahanan di bawah keadaan darurat.