REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan beberapa material di dalam konsulat sudah dicat ulang saat sejumlah polisi Turki melakukan penggeledahan untuk pertama kalinya pada Selasa (16/10). Ia juga mengatakan kepada wartawan, para penyidik sedang mencari bahan beracun di dalam gedung tersebut.
"Harapan saya adalah kami dapat mencapai kesimpulan yang akan memberi kami pendapat yang masuk akal sesegera mungkin, karena dalam penyelidikan itu kami mencari banyak hal seperti bahan beracun dan material-material telah dicat ulang," kata Erdogan di Ankara.
Sebelumnya para pejabat Turki mengatakan pihak berwenang telah memiliki rekaman audio yang menunjukkan bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulat. Bukti itu telah dibagikan kepada sejumlah negara, termasuk Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS). Namun, sejauh ini Arab Saudi masih membantah berada dibalik hilangnya Khashoggi.
Sumber diplomatik Turki mengatakan para peneliti berencana untuk memperluas pencarian mereka pada Selasa (16/10) ke kediaman konsuler Saudi. Saluran televisi Turki telah menunjukkan sebuah rekaman video yang menunjukkan sebuah kendaraan besar meninggalkan konsulat dua jam setelah Khashoggi lenyap dan parkir di kediaman konsuler.
Khashoggi menghilang setelah memasuki gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Para pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh di dalam konsulat, saat dia sedang mengurus dokumen untuk rencana pernikahannya. Namun, Riyadh mengatakan klaim itu tidak berdasar.