REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dr Salah al-Tubaigy, salah seorang yang diduga membunuh dan memotong-motong jasad wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi, pernah belajar pada Victorian Institute of Forensic Medicine di Melbourne.
ABC mendapatkan informasi Dr Tubaigy menghabiskan waktu tiga bulan belajar di Melbourne atas sponsor Pemerintah Arab Saudi. Pihak berwenang Turki mengidentifikasi Dr Tubaigy sebagai salah satu dari 15 orang yang hadir di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, ketika Khashoggi diduga dibunuh. Pihak Turki mencurigai Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat itu setelah disergap oleh tim yang datang dari Arab Saudi.
Disebutkan bahwa Dr Tubaigy membawa gergaji tulang saat dia datang dan ketika dia meninggalkan Istanbul. Menurut informasi yang diperoleh ABC, Dr Tubaigy menghabiskan tiga bulan di Institut Kedokteran Forensik sebagai ahli patologi forensik sejak Juni 2015.
Pejabat senior di Arab Saudi
Menurut laporan tahun Institut Kedokteran Forensik Victoria 2015, Dr Tubaigy menjabat kepala kesehatan forensik Arab Saudi pada datang belajar ke Australia. Dia sekarang menduduki posisi pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Hubungannya dengan pemerintah diperkirakan menjadi perhatian khusus pihak berwenang Turki yang menyelidiki kasus tersebut. Dugaan keterlibatannya dapat merusak dalih kematian Khashoggi yang diumumkan sebelumnya: bahwa dia secara tak sengaja terbunuh saat diinterogasi.
Direktur Victorian Institute of Forensic Medicine Profesor Noel Woodford menjelaskan, mengatakan selama berada di Melbourne Dr Tubaigy tak melakukan otopsi atau prosedur forensik apa pun. Dia mengatakan, seluruh biaya penempatannya di institut ini ditanggung oleh Pemerintah Arab Saudi. Institut ini juga, katanya, tak mendapatkan keuntungan dari penempatan Dr Tubaigy.
Minat pada identifikasi korban dan otopsi
Saat berada di Melbourne, Dr Tubaigy mengatakan kepada institut tersebut bahwa dia sangat tertarik dengan proses identifikasi korban bencana massal. Pasalnya, seperti disampaikan Prof Woodford, Dr Tubaigy mengaku bertanggung jawab atas pengawasan ibadah haji ke Makkah.
Dr Tubaigy juga memiliki minat pada proses otopsi, sebagaimana terlihat dalam ulasan atas karya-karyanya yang diterbitkan. Prof Woodford tak mengenal Dr Tubaigy secara pribadi. Sementara Direktur Internasional institut ini, Dr Liz Manning, menolak berkomentar.
Dokter internasional lainnya yang belajar di institut itu bersamaan dengan Dr. Tubaigy tak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Mereka termasuk dokter Arab Saudi lainnya, Dr Mohammed Madadin, yang belajar selama 12 bulan dan juga disponsori Pemerintah Arab Saudi.
Dr Madadin memiliki karya bersama Dr Tubaigy yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Mesir pada 2011. Dr Madadin sama sekali tidak dikaitkan dengan hilangnya Khashoggi.
Kasus itu mendapat kecaman internasional, dan memicu pertanyaan tentang kewenangan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan apakah dia memerintahkan pembunuhan tersebut. Khashoggi, kolumnis untuk harian The Washington Post, adalah seorang pengkritik utama terhadap sang pangeran.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.