Ahad 21 Oct 2018 02:02 WIB

Warga Spanyol Punya Harapan Hidup Terpanjang pada 2040

Warga Spanyol mengalahkan Jepang dalam urusan harapan hidup.

Rep: Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Warga Katalunya berunjuk rasa memprotes keputusan Pengadilan Nasional memenjarakan pemimpin oposisi Katalunya oleh pemerintas Spanyol di Barcelona,
Foto: Santi Palacios/AP
[ilustrasi] Warga Katalunya berunjuk rasa memprotes keputusan Pengadilan Nasional memenjarakan pemimpin oposisi Katalunya oleh pemerintas Spanyol di Barcelona,

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Jepang segera kehilangan gelar sebagai negara dengan harapan hidup terpanjang. Sebuah penelitian yang diterbitkan Journal Lancet menyebutkan, warga Spanyol diprediksi akan memiliki harapan hidup terpanjang pada 2040.

"Masa depan kesehatan dunia tidak ditakdirkan, dan ada berbagai jalur yang masuk akal," kata Dr Kyle Foreman, Direktur Ilmu Data di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) di Universitas Washington.

“Tapi apakah kita melihat kemajuan yang signifikan atau stagnasi, tergantung pada seberapa baik atau buruk sistem kesehatan mampu melihat kunci utama pendorong kesehatan," lanjut dia.

Berdasarkan data penelitian tersebut, harapan hidup warga Spanyol mencapai 85,8 tahun. Angka ini berada di atas Jepang 85,7 tahun dan Singapura 85,4 tahun. Posisi 10 besar juga ditempati Swiss, Portugal, Italia, Israel, Perancis, Luksemburg, dan Australia.

Sebuah panduan daring untuk kaum ekspatriat, Expatica, memperkirakan Spanyol membelanjakan sekitar 10 persen pendapatan domestik bruto (PDB)-nya untuk perawatan kesehatan. Negara ini juga menempati peringkat tinggi dalam daftar negara dengan sistem perawatan kesehatan yang baik di seluruh dunia. Tak hanya itu, Laporan Kompetitivitas Global dari Forum Ekonomi Dunia memasukkan Spanyol dalam daftar negara tersehat.

Secara global, rata-rata peningkatan harapan hidup antara 2016-2040 diperkirakan 4,4 tahun. Namun, angka ini masih jauh bagi Amerika Serikat (AS). Negara tersebut mencatat, harapan hidup rata-rata warganya akan naik hanya 1,1 tahun. Dengan kata lain, harapan hidup masyarakat AS yang dulunya 79,8 tahun dan menempati peringkat 43 kini turun ke peringkat 64 dunia. 

Penurunan di AS adalah yang terbanyak untuk negara-negara berpenghasilan tinggi. Harapan AS diperkirakan sedikit lebih baik daripada Bangladesh. Namun, Bangladesh membuat langkah-langkah signifikan, sehingga diperkirakan akan dapat meningkatkan harapan hidup warganya hingga 6,7 tahun.

Cina yang harapan hidup warganya pada 2016 hanya 76,3 tahun diprediksi akan menjadi 81,9 tahun pada 2040. Peningkatkan itu menempatkan negara ini mencapai posisi 39. Empat negara di sub-Sahara Afrika akan memiliki harapan hidup kurang dari 65 tahun pada tahun 2040.

Dari 195 negara dan wilayah yang dianalisis, Lesotho akan memiliki harapan hidup terendah dengan rata-rata 57,3 tahun. Dalam hasil terburuk, harapan hidup Lesotho bisa mencapai 45,3 tahun. Titik bawah saat ini ditempati oleh Republik Afrika Tengah, yang harapan hidupnya CIA menempatkan pada 52,8 tahun.

Lima penyebab utama yang diprediksi akan menyebabkan kematian dini di antaranya tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh tinggi, gula darah tinggi, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol. Polusi udara menempati peringkat keenam. Pada akhir bulan, Organisasi Kesehatan Dunia akan mengadakan konferensi global pertama Polusi Udara dan Kesehatan untuk membantu memerangi 7 juta kematian per tahun karena polusi udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement