REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir mengatakan kecaman global telah menjadi semakin histeris atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Dia meminta publik untuk menunggu hasil investigasi sebelum menyalahkan pemimpin Arab Saudi terlibat dalam kasus tersebut.
Meski demikian, ia berjanji bahwa negeranya bertekad untuk menghukum para pihak yang bersalah dalam kasus ini dan mendapatkan hukuman yang setimpal.
“Kasus pembunuhan ini telah menjadi cukup histeris,” ujar Adel Al Jubeir pada Sabtu (27/10).
Ia mengatakan banyak orang yang telah menyalahkan Arab Saudi atas kasus pembunuhan Khashoggi, meski penyelidikan belum sepenuhnya selesainya. Al Jubeir menekankan bahwa negara kerajaan itu dengan sangat jelas telah mengatakan bertanggung jawab untuk menyelesaikan kasus yang menimbulkan kecaman internasional tersebut.
Khashoggi, penulis kolom Washington Post menghilang setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. Pada awalnya, Arab Saudi menyangkal Khashoggi dibunuh. Namun belakangan Riyadh mengakui pembunuhan setelah mendapatkan tekanan dari media dan internasional.
Pada Kamis (25/10), Arab Saudi mengubah kembali cerita tentang pembunuhan Khashoggi. Kali ini Riyadh mengatakan jika Khashoggi terbunuh dalam sebuah operasi yang direncanakan. Padahal, pada cerita awal, Khashoggi disebut tewas akibat perkelahian di dalam konsulat saat proses interogasi.
Selama ini, Khashoggi kerap menulis kolom-kolom yang mengkritik kebijakan pemerintah Arab Saudi saat tinggal di pengasingan di Amerika Serikat (AS). Dalam artikel terakhir yang diterima Washington Post, sehari sebelum dia dinyatakan hilang, ia mengkritik pemerintahan negara-negara Timur Tengah mengenai kebebasan pers. Menurutnya, tindakan memenjarakan jurnalis dan merebut kontrol media massa tidak lagi mendapat imbas positif dari masyarakat internasional.
"Sebaliknya, tindakan-tindakan tersebut dapar memicu kecaman seraya menimbulkan kebisuan. Akibatnya, pemerintah (negara-negara) Timur Tengah diberi kebebasan untuk membungkam media," tulis Khasoggi di kolomnya seperti dikutip laman Washington Post, Jumat.
"Dunia Arab menghadapi versi Tirai Besi sendiri, yang dipaksakan bukan oleh aktor eksternal tetapi melalui pasukan domestik yang berlomba merebut kekuasaan," tambah Khashoggi. Artikel Khashoggi diterbitkan saat penyelidikan terhadap kasus pembunuhannya masih berjalan.