REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis menyatakan siap memberikan sanksi terhadap Arab Saudi jika otoritasnya terbukti terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Prancis telah meminta Arab Saudi untuk menyampaikan kebenaran tentang kasus tersebut.
Saudi diketahui telah mengubah pernyataannya beberapa kali tentang kasus Khashoggi. Prancis menyerukan agar Saudi segera mengidentifikasi orang-orang di belakang pembunuhan itu dan menghukum mereka.
"Selama mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tidak dipublikasikan dan dievaluasi, kami akan terus menuntut kebenaran. Sejauh ini kami belum mengetahuinya," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada Rabu (31/10), kepada radio RTL.
"Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan terhadap mereka yang bertanggung jawab," kata Le Drian. Ia menegaskan Prancis siap memberikan sanksi apa pun terhadap Arab Saudi, yang merupakan salah satu pembeli utama persenjataan, barang mewah, dan banyak produk lainnya dari Prancis.
Khashoggi merupakan kolumnis Washington Post yang juga pengkritik Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman. Kematiannya telah memicu kemarahan global dan membawa Saudi sebagai negara eksportir minyak dunia ke dalam periode krisis.
Khashoggi menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober dan belum terlihat lagi sejak saat itu. Mayatnya belum ditemukan. Arab Saudi telah mengakui dia terbunuh dalam upaya rendisi yang gagal.
Negara-negara Barat telah semakin kritis terhadap Arab Saudi atas kasus ini. Jerman bahkan mengatakan akan menghentikan penjualan senjata ke Riyadh.
Le Drian mengatakan Jerman bertindak terlalu dini. "Saya pikir kita harus menunggu hasil penyelidikan untuk menemukan pelakunya," ungkapnya.
Dia menganggap penjualan senjata ke Arab Saudi tidak begitu berpengaruh untuk ekonomi Prancis. Menurutnya, penjualan itu hanya mewakili 7 persen dari keseluruhan ekspor senjata Prancis.
"Kami tidak bergantung pada Arab Saudi dalam hal itu," katanya.
Baca: Washington Post Tuntut Sanksi untuk Pembunuh Khashoggi