Senin 05 Nov 2018 13:28 WIB

Putra Khashoggi Minta Saudi Temukan Jasad Ayahnya

Keluarga ingin menguburkan Khashoggi di Madinah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: AP/Virginia Mayo, File
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Putra jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, yakni Salah dan Abdullah Khashoggi, berharap jasad ayahnya dapat segera ditemukan. Mereka mengatakan ingin segera menguburkan jasad tersebut di kompleks pemakaman di Madinah.

“Semua yang kami inginkan sekarang adalah menguburkannya di (pemakaman) Al-Baqi di Madinah dengan anggota keluarga yang lainnya,” ujar Salah dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN pada Ahad (4/11).

Ia mengatakan, keinginannya tersebut telah disampaikan kepada otoritas Saudi. “Saya membicarakan hal itu dengan pihak berwenang Saudi dan saya hanya berharap itu segera terjadi,” ucapnya.

Khashoggi dinyatakan hilang saat memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Belakangan, Saudi dan Turki mengonfirmasi bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat.

Pada Rabu lalu, seorang jaksa Turki mengatakan bahwa Khashoggi dicekik dan dimutilasi. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dirinya memasuki gedung konsulat. Hingga kini jasad Khashoggi masih belum ditemukan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari pejabat tinggi Pemerintah Saudi. Namun, ia masih meragukan bila hal itu langsung dikomandoi oleh Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Kendati demikian, Erdogan tetap merasa kecewa karena Saudi belum juga mengungkap siapa dalang pembunuhan Khashoggi. “Kita harus mengungkap identitas para dalang di balik pembunuhan Khashoggi,” kata Erdogan dalam sebuah opini yang ditulisnya untuk the Washington Post pada Jumat (2/11).

Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi. Pangeran MBS yang dipuji karena dianggap melakukan reformasi sosial di Saudi, tak luput dari kritikannya.

Dalam sebuah kolom di Washington Post pada 21 Mei lalu, Khashoggi menulis, “Kami diharapkan untuk dengan penuh semangat menyambut reformasi sosial dan menimbun pujian pada putra mahkota (MBS) sambil menghindari referensi apa pun kepada orang-orang Arab perintis yang berani mengatasi masalah ini beberapa dekade lalu.”

“Kami diminta untuk meninggalkan harapan kebebasan berpolitik, dan tetap diam tentang penangkapan dan larangan perjalanan yang berdampak, tidak hanya pada kritikus, tapi juga keluarga mereka,” kata Khashoggi dalam tulisannya.

Dalam sebuah artikel pada September lalu, Khashoggi kembali mengkritik MBS. Tulisan tersebut berjudul “Saudi Arabia's Crown Prince Must Restore Dignity to His Country - by Ending Yemen's Cruel War”. Melalui tulisannya itu, Khashoggi mendesak Saudi, terutama MBS, untuk segera mengakhiri perang Yaman yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement