Jumat 16 Nov 2018 06:26 WIB

Saudi: Kasus Khashoggi Ciptakan Celah di Dunia Islam

Menurutnya, tak seharusnya kasus tersebut dipolitisasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir
Foto: saudigazette.com
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi merupakan kasus hukum. Menurutnya, tak seharusnya kasus tersebut dipolitisasi.

“Politisasi masalah ini (kasus Khashoggi) berkontribusi pada celah di dunia Islam, sementara kerajaan (Saudi) mencari kesatuan dunia Islam,” ujar al-Jubeir pada Kamis (15/11).

Baca Juga

Ia mengatakan masih terdapat pertanyaan yang belum terjawab perihal kasus Khashoggi. Pertanyaan itu tentu harus diselidiki jawabannya. Namun, hal itu terkendala karena otoritas Turki menolak memberikan bukti dari hasil penyelidikan mereka kepada Saudi.

Wakil Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan mengatakan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) tidak terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khasoggi. Ia mengungkapkan orang yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi adalah ketua dari tim negosiasi yang dikirim Wakil Kepala Intelijen Saudi Jenderal Ahmed al-Assiri ke Istanbul, Turki.

Shalaan mengungkapkan, saat Khashoggi mendatangi gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, Jenderal Ahmed mengutus tim negosiasi untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi. Namun Khashoggi menolak dan akhirnya dibunuh. Ia mengonfirmasi setelah dibunuh, jasad Khashoggi dimutilasi.

Perintah pembunuhan sendiri bersumber dari ketua tim negosiasi yang diutus Jenderal Ahmed. “(Pangeran MBS) tidak mengetahui apa pun tentang hal tersebut (pembunuhan Khashoggi),” kata Shalaan saat berbicara di sebuah konferensi pers di Riyadh.

Saat ini telah terdapat 11 orang yang dituntut otoritas Saudi atas keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya dituntut hukuman mati.

Khashoggi dinyatakan hilang saat mendatangi gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa dia dibunuh dan dimutiliasi di dalam gedung konsulat. Namun hingga kini potongan tubuhnya belum ditemukan. Beredar dugaan bahwa potongan tubuhnya telah dilenyapkan menggunakan asam florida di kediaman konsul jenderal Saudi yang lokasinya tak jauh dari gedung konsulat.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pembunuhan Khashoggi direncanakan. Perintah pembunuhan, kata dia, berasal dari pejabat tinggi Riyadh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement