REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Uni Eropa belum puas dengan investigasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Menteri Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan saat ini investigasi pembunuhan Khashoggi yang transparan dan berjalan dengan baik belum selesai.
Hal itu Mogherini katakan dalam konferensi pers yang dilakukan bersama Komisioner Uni Eropa Johannes Hahn dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu di Ankara. Mogherini menegaskan ia menentang hukuman mati terhadap pelaku pembunuhan tersebut.
Khashoggi, seorang jurnalis yang dikenal kerap mengkritik penguasa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman tewas dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. Kerajaan Arab Saudi mengatakan akan menghukum mati lima orang tersangka pembunuhan tersebut.
Sementara itu, Denmark juga menunda kesepakatan penjualan senjata ke Arab Saudi untuk merespon spembunuhan Khashoggi. Denmark juga memprotes peran Arab Saudi di perang saudara di Yaman.
Jerman juga telah menangguhkan penerbitan lisensi ekspor senjata ke Arab Saudi di masa depan. Mereka berencana menghentikan semua penjualan senjata ke Arab Saudi, sementara Perancis mengatakan akan segera memutuskan sanksi kepada negara Timur Tengah tersebut.
Arab Saudi adalah salah satu pengimpor senjata terbesar di dunia. Mereka memimpin koalisi militer dalam perang saudara di Yaman yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan bencana kelaparan.
"Dengan semakin memburuknya situasi yang kian mengerikan di Yaman dan pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, kami kini berada dalam situasi baru," kata Menteri Luar Negeri Denmark Anders Samuelsen, Kamis (22/11).
Kementeri Luar Negeri Denmark mengatakan sudah mengeluarkan sepuluh persetujuan penjualan senjata ke Arab Saudi pada tahun lalu. Mereka menambahkan persetujuan-persetujuan yang sudah dikeluarkan tidak akan ditunda.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji Arab Saudi karena telah membantu menurunkan harga minyak dunia. Tapi ia juga semakin ditekan terutama para anggota legislatif untuk memberikan sanksi kepada Arab Saudi.
Baca: Saudi tidak akan Toleransi Tudingan Menyasar Putra Mahkota