Jumat 30 Nov 2018 15:03 WIB

Hampir 200 Korban Kebakaran Kalifornia tak Ditemukan

Pencarian korban kebakaran Kalifornia dihentikan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Dampak kebakaran hutan di Kalifornia, AS
Foto: Youtube
Dampak kebakaran hutan di Kalifornia, AS

REPUBLIKA.CO.ID, CHICO -- Tiga pekan setelah api menghanguskan sebagian besar Kota di Kalifornia Utara, pencarian korban tewas resmi dihentikan. Sedikitnya 88 orang telah dikonfirmasi tewas dan hampir 200 lainnya masih dinyatakan hilang.

Sheriff di Butte County, Kory Honea, mengatakan dia optimistis beberapa orang yang masih belum ditemukan masih dalam keadaan hidup. Namun, dia juga membuka kemungkinan bahwa tulang belulang korban bisa ditemukan ketika zona evakuasi dibuka kembali untuk warga sipil.

Setelah api berubah menjadi bara, National Weather Service pada Kamis (29/11) mengeluarkan peringatan banjir untuk zona yang terbakar, saat hujan. Petir juga meningkatkan risiko limpasan besar di daerah-daerah yang dilalap oleh api.

Dalam konferensi pers pada Rabu (24/11) malam, Honea mengatakan tim evakuasi telah selesai menyisir reruntuhan sekitar 18 ribu rumah dan bangunan lain yang diratakan oleh api. Kebakaran itu merupakan yang paling dahsyat dalam sejarah Kalifornia.

Sebagian besar kerusakan terjadi di dalam dan di sekitar wilayah Paradise, sebuah kota yang dulunya merupakan rumah bagi hampir 27 ribu penduduk, yang mayoritas pensiunan. Paradise terletak di kaki bukit Sierra sekitar 280 kilometer di sebelah utara San Francisco.

Lebih dari 1.000 personel, termasuk tim anjing pelacak, antropolog forensik, dan pasukan Garda Nasional dari lima negara bagian, mengambil bagian dalam upaya evakuasi. "Saya percaya kami telah melakukan proses tuntas berkaitan dengan pencarian jasad manusia. Harapan saya yang tulus adalah tidak ada jasad manusia tambahan yang akan ditemukan," kata Honea, kepada wartawan di Kota Chico.

Jasad korban banyak ditemukan di puing-puing rumah, yang lainnya ditemukan di dalam atau di dekat kendaraan yang terbakar. Penyebab kobaran api masih dalam penyelidikan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement