Kamis 20 Dec 2018 18:32 WIB

Ukraina akan Kembali Kirim Kapal Perang ke Perbatasan Rusia

Rusia telah menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina di Laut Azov.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Jet tempur Rusia di perbatasan Ukraina
Foto: CNN
Jet tempur Rusia di perbatasan Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat Keamanan Ukrania mengatakan, Ukrania akan mengirim kembali kapal perang ke pelabuhan Laut Azov-nya. Hal itu dilakukan meski Rusia telah menyita tiga kapal angkatan laut beserta awak mereka di daerah tersebut bulan lalu.

"Agresi Rusia tidak akan menghentikan rencana kami untuk membentuk kelompok angkatan laut di Laut Azov," ujar Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Pemerintah Ukraina, Oleksandr Turchynov dalam wawancara dengan cabang BBC lokal seperti dikutip Reuters, Kamis (20/12).

"Jika kita berhenti dan mundur, Rusia akan benar-benar memenuhi tugasnya terus menangkap kita di Laut Azov, menghadirkan dunia dengan batas laut baru yang ditentukan sendiri di Laut Hitam, yang secara de facto melegalkan pendudukan Krimea," kata dia.

Turchynov mengatakan, Kiev akan mengundang perwakilan aliansi militer transatlantik Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk membuktikan Ukraina tidak melanggar peraturan apa pun.

Meski demikian, dia tidak mengatakan kapan waktu kapal yang direncanakan mencoba untuk lewat, meskipun mengisyaratkan seharusnya tidak lama.

Menanggapi komentar tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, niat Ukraina untuk mengirim kembali kapal perang melalui Selat Kerch adalah "provokasi".

Ukraina dan Rusia berselisih sejak pengambil alihan Krimea pada 2014 di Moskow. Akibat ketegangan itu, lebih dari 10 ribu orang tewas dalam pertempuran antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia.

Perselisihan itu semakin mendalam ketika Moskow bulan lalu menyita dua kapal perang kecil Ukraina dan satu kapal tunda dengan 24 awak gabungan memasuki wilayah Krimea. Rusia menuduh mereka memasuki perairan Rusia secara ilegal ketika mereka berangkat dari Laut Hitam melalui Selat Kerch.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa telah menuntut pembebasan para awak kapal. Presiden AS Donald Trump pun telah membatalkan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai bagian dari protes itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement