Senin 31 Dec 2018 10:45 WIB

Buku Khashoggi Diterbitkan, Ada Nama Baru Terkait Pembunuhan

Buku mengungkap detik-detik sebelum Khashoggi dibunuh.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hampir tiga bulan setelah jurnalis Saudi Jamal Khashoggi dibunuh di Turki, sebuah buku yang menceritakan peristiwa pembunuhan itu diluncurkan. Surat kabar Turki, Daily Sabah, mengatakan buku tersebut mengungkapkan detail lebih lanjut tentang kematian Khashoggi.

Buku yang berjudul "Kekejaman Diplomatik: Rahasia Kegelapan Pembunuhan Khashoggi" itu ditulis oleh dua jurnalis Daily Sabah. Penerbitan buku tersebut bertujuan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang mengarah pada pembunuhan Khashoggi dan apa yang terjadi setelahnya.

Aljazirah melaporkan, Khashoggi memasuki gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Ia datang untuk mendapatkan dokumen yang menyatakan dia menceraikan istrinya sehingga dia bisa menikah lagi.

Baca juga, Khashoggi Menguap, Trump Tersandera dan MBS Bertahan.

Dia kemudian dibunuh dan dimutilasi di dalam konsulat. Pejabat Turki menyebut insiden itu sebagai sebuah aksi pembunuhan berencana yang telah diduga telah dirancang oleh Pemerintah Saudi.

Para pejabat Saudi membantah klaim itu dan bersikeras bahwa Khashoggi tewas dalam sebuah operasi jahat. Awalnya Saudi mengklaim, Khashoggi telah meninggalkan gedung konsulat sebelum dinyatakan menghilang.

Turki mengatakan pembunuhan itu diperintahkan oleh pejabat tingkat tertinggi di kepemimpinan Saudi. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) berada di balik pembunuhan itu.

Kerajaan Saudi membela MBS dengan mengatakan pangeran itu tidak mengetahui apa-apa tentang pembunuhan tersebut.

Buku mengenai pembunuhan Khashoggi mengungkap penemuan rekaman baru yang berisi informasi tentang saat-saat sebelum dan setelah pembunuhan. Buku ini mendukung pernyataan Turki bahwa aksi kejahatan itu direncanakan dan dilakukan dengan tangan dingin.

Buku tersebut juga mengungkapkan dua nama baru yang tergabung dalam tim elit Saudi yang merupakan tim pembunuh bayaran. Tim yang beranggotakan 15 orang itu diduga telah membunuh Khashoggi dan memotong-motong tubuhnya di konsulat.

Dua nama itu adalah Saeed Mu'ayyad al-Qarni dan Muflis Shaya al-Musleh. Keduanya berperan sebagai penjaga keamanan di konsulat, tetapi sebenarnya mereka adalah agen intelijen Saudi yang membawa paspor diplomatik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement