REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran melayangkan protes kepada Polandia karena berencana menggelar pertemuan tingkat tinggi untuk membahas upaya menekan negaranya. Pertemuan yang dijadwalkan digelar pada Februari mendatang itu akan dihadiri Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.
Kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA) melaporkan, Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil seorang diplomat senior Polandia di negaranya pada Ahad (13/1). Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kepada diplomat tersebut bahwa keputusan Polandia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi pada Februati nanti dianggap sebagai sebuah langkah bermusuhan terhadap Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran pun memperingatkan bahwa pihaknya dapat membalas langkah Polandia. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga telah mengutarakan protesnya kepada Pemerintah Polandia.
Menurut Zarif, Polandia tidak dapat membasuh rasa malunya. "Sementara Iran menyelamatkan Polandia dalam Perang Dunia II, sekarang ia menjadi tuan rumah sirkus anti-Iran yang putus asa," kata Zarif melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat lalu.
Pernyataan Zarif itu merujuk pada kesediaan Iran menampung lebih dari 100 ribu pengungsi Polandia selama Perang Dunia II berkecamuk. Kendati menyesalkan keputusan Polandia, namun Zarif yakin pertemuan tingkat tinggi itu tidak akan memiliki dampak apa pun terhadap negaranya.
"Pengingat untuk tuan rumah atau peserta konferensi anti-Iran: mereka yang menghadiri acara anti-Iran terakhir AS sudah mati, tercela, atau terpinggirkan. Dan Iran lebih kuat dari sebelumnya," ujar Zarif.
Rencana pertemuan tingkat tinggi di Polandia diumumkan Pompeo. Ia mengatakan dalam kegiatan tersebut akan dibahas tentang masa depan perdamaian dan keamanan di Timur Tengah, dengan fokus pada isu tentang peranan serta pengaruh Iran di kawasan.
Selain menteri luar negeri AS dan Polandia, pertemuan itu juga dilaporkan akan dihadiri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.