REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela dua periode Nicolas Maduro akan menutup kedutaan dan semua konsulat Venezuela di Amerika Serikat (AS). Hal itu ia katakan sehari setelah dirinya dengan tegas memutuskan hubungan diplomatik sebagai tanggapan atas pengakuan AS terhadap pemimpin oposisi dari Majelis Nasional, Juan Guadio sebagai presiden sementara.
Dalam pidatonya, Maduro setuju dengan seruan Meksiko dan Uruguay untuk berdialog antara pemerintah Venezuela dan oposisi untuk resolusi bagi krisis politik negara Amerika Selatan itu.
Maduro meminta agar diplomat AS di Venezuela segera meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam. Perintah Maduro itu berpotensi memicu reaksi dari AS, termasuk sanksi yang lebih keras. AS telah mempersiapkan kemungkinan sanksi terhadap industri minyak. Bahkan, pada Rabu (23/1), Trump mengatakan tidak akan memungkiri akan adanya opsi militer.
Gedung Kedubes AS di Venezuela terletak di atas perbukitan hijau di timur kota. Bendera AS yang berukuran besar berkibar di halaman depan. Kompleks itu memiliki beberapa lantai di bawah tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai bunker jika diperlukan.
Diplomat AS di Venezuela sudah mengirimkan peringatan kepada warganya di Venezuela, Rabu, akan kondisi yang terjadi. Peringatan tersebut juga menjelaskan bahwa layanan warga tetap tersedia pada Kamis, tapi semua janji temu visa AS telah dibatalkan. Para staf juga diingatkan untuk terus dekat dengan lingkungan kedubes.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez secara terbuka memberikan dukungan penuh terhadap Maduro pada Kamis (24/1). Ia dikenal sebagai salah satu pihak kunci untuk menyelesaikan perebutan kekuasaan ini
Tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro menguat. Sejumlah negara Amerika Latin seperti Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Honduras, Panama, Paraguay, dan Peru menolak terpilihnya Maduro.
Mereka lebih memilih mengaku pemimpin oposisi di Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido (35 tahun) sebagai presiden. Tak hanya di kawasan Latin, Amerika Serikat, sebagai pemain besar di perpolitikan dunia juga ngotot untuk menyingkirkan Maduro.