REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan siap melakukan negosiasi dan pembicaraan dengan pihak oposisi. Hal itu dia sampaikan ketika diwawancara kantor berita Rusia RIA.
"Saya siap untuk duduk di meja perundingan dengan oposisi agar kita berbicara untuk kepentingan Venezuela, demi perdamaian, dan masa depannya," kata Maduro dalam laporan yang dipublikasi RIA pada Rabu (30/1).
Menurut dia, ada kemungkinan dialog dengan oposisi dimediasi dengan pihak atau negara ketiga. "Ada beberapa pemerintah, organisasi secara global, yang menunjukkan keprihatinan tulus mereka tentang apa yang terjadi di Venezuela, mereka telah menyerukan dialog," ujarnya.
Saat ini Venezuela tengah dilanda krisis politik. Ratusan ribu warganya telah melakukan demonstrasi dan menuntut pelengseran Maduro dari jabatannya.
Pekan lalu, Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin kelompok oposisi menyatakan bahwa pemerintahan Maduro tidak sah. Juan Guaido selaku pemimpin oposisi kemudian memproklamirkan dirinya sendiri sebagai presiden sementara negara tersebut.
Beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), Israel, dan Australia telah menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Guaido. Sementara Rusia dan Cina mengecam intervensi pihak asing dalam krisis politik yang sedang berlangsung di sana.
Selain gejolak politik, Venezuela juga mengalami krisis ekonomi. Negara itu diketahui sedang berjuang di bawah hiperinflasi yang mendekati 2 juta persen setiap tahun. Keruntuhan ekonomi yang terjadi sejak 2015 telah menyebabkan sekitar 3 juta warganya mengungsi ke beberapa negara tetangga. Mereka pergi akibat ketersediaan pangan dan obat-obatan di sana semakin menyusut.
Baca: Venezuela Larang Bepergian dan Bekukan Rekening Guaido