REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya mengetahui laporan soal upaya Iran yang gagal meluncurkan satelit ke luar angkasa bulan lalu. AS pun menyerukan kepada Teheran untuk menghentikan kegiatan yang melanggar resolusi PBB.
"Saya sudah melihat laporannya, dan itu gagal, benar?" kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Robert Palladino, Kamis (7/2) waktu setempat.
"Kami menyerukan rezim Iran untuk segera menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, termasuk peluncuran kendaraan ruang angkasa," Palladino menambahkan.
Resolusi tersebut menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir. Iran, yang sejak lama mengatakan tidak mencari senjata nuklir, mempertahankan peluncuran satelitnya. Iran mengklaim uji roket-nya tidak memiliki komponen militer.
Iran telah mengindikasikan akan siap untuk peluncuran lain dalam beberapa bulan.
Analis Digital Globe mengatakan, sebuah gambar terekam pada Selasa (5/2) yang menunjukkan Iran menggunakan satelit Safir atau 'duta besar' dalam peluncuran.
Gambar menunjukkan sebuah roket di Imam Kjomeini Space Center di Provinsi Semnan Iran pada Selasa (5/2). Sementara pada Rabu (6/2) waktu setempat, gambar roket hilang dengan tanda terbakar pada landasan peluncuran-nya.
Hingga kini belum jelas, apakah satelit itu diluncurkan sehingga mengorbit atau tidak. Dalam gambar itu, terdapat tulisan yang ditulis dalam bahasa Farsi dengan karakter besar di landasan peluncuran. "40 Tahun" dan "Buatan Iran" tertulis pada bagian berbeda sisi satelit.
Tulisan tersebut dinilai merujuk pada peringatan 40 tahun Revolusi Islam Iran yang dirayakan pada bulan ini. Meski demikian, media pemerintah Iran belum mengonfirmasi peluncuran roket, walaupun sebelumnya peluncuran telah gagal
Dalam peluncuran Januari, para insinyur juga menggunakan roket Simorgh, atau 'phoenix' juga diluncurkan.
Iran sebelumnya mengatakan, meluncurkan satelit Doosti atau 'persahabatan'. Peluncuran satelit lain 'Payam atau 'pesan' pada Januari yang gagal orbit. Doosti, satelit penginderaan jauh yang dikembangkan oleh para insinyur di Universitas Teknologi Sharif Teheran, akan diluncurkan ke orbit rendah.