Sabtu 09 Feb 2019 18:47 WIB

Jadi Calon PM, Putri Ubolratana tak Komentari Penolakan Raja

Komisi Pemilihan akan memutusan isu pencalonan Putri Ubolratana pada Senin.

Putri Thailand Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi mencalonkan diri sebagai perdana menteri Thailand.
Foto: AP
Putri Thailand Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi mencalonkan diri sebagai perdana menteri Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Putri Thailand Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi (67 tahun) mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya pada Sabtu. Ia menyampaikan harapannya agar Thailand "bergerak maju".

Di lain sisi, Ubolratana yang merupakan anak sulung dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej tak memberi komentar sedikitpun tentang pencalonannya sebagai perdana menteri. Terlebih, rencananya untuk maju menjadi kandidat perdana menteri lewat Thailand Raksa Chart Party, partai populis yang setia kepada mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang digulingkan, ditentang oleh adiknya, Raja Maha Vajiralongkorn.

Baca Juga

Jumat (8/2), puteri itu mengagetkan Thailand ketika ia mengumumkan akan mencalonkan diri menjadi perdana menteri pada pemilihan 24 Maret. Langkahnya yang tiba-tiba untuk terjun ke dunia politik tersebut di luar tradisi kerajaan.

Raja Maha Vajiralongkorn dengan cepat mengisyaratkan ia menentang rencana itu. Kemungkinan itu akan mengarah kepada diskualifikasinya.

Komisi Pemilihan, yang mengawasi pemilihan-pemilihan pertama sejak kudeta militer 2014 yang menggulingkan pemerintahan pro-Thaksin, mengatakan pihaknya akan mengeluarkan keputusan mengenai isu tersebut pada Senin. Pencalonan seorang anggota keluarga kerajaan oleh kekuatan pro-Thaksin merupakan langkah berani, yang berpotensi meremehkan musuh-musuh Thaksin yang setia kepada kerajaan, dan menyiapkan pertarungan dalam pemilihan dengan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang memimpin kudeta 2014 dan memimpin pemerintahan militer.

Tetapi keputusan yang diambil cepat oleh Raja Vajiralongkorn mengenai usaha saudaranya dapat menjadi bumerang kepada kekuatan pro-Thaksin, yang dapat menghadapi ganjaran jika diputuskan oleh pihak berwenang yang mengurusi pemilihan telah mencoba menggunakan secara tidak sah koneksi kerajaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement