Kamis 07 Mar 2019 09:38 WIB

Diancam AS, Erdogan Bergeming dan Tetap Beli Senjata Rusia

Erdogan tegaskan kesepakatan pembelian sistem pertahanan S-400 Rusia tak dibatalkan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
S 400 Rudal jarak jauh andalan Rusia
Foto: Rusia Insider.com
S 400 Rudal jarak jauh andalan Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Reccep Tayyep Erdogan mengatakan, Turki tidak akan menghentikan kesepakatan pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Kemungkinan Turki juga akan mencoba membeli sistem pertahanan udara S-500.

Turki yang juga anggota NATO berulang kali menyatakan berkomitmen membeli sistem pertahanan udara Rusia. Meskipun Amerika Serikat (AS) memperingatkan S-400 tidak dapat terintegrasi dengan sistem pertahanan udara NATO.

Baca Juga

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Kanal 24, Erdogan mengatakan akan sangat 'tidak bermoral' jika Turki menghentikan kesepakatan dengan Rusia. Ia mengatakan tidak mau menjilat ludahnya sendiri.

"Itu sudah selesai, tidak ada yang bisa dikembalikan, akan sangat tidak etis, akan sangat tidak bermoral, harusnya tidak ada orang yang meminta kami untuk menjilat ludah kami sendiri," kata Erdogan, Kamis (7/3).

Erdogan juga mengatakan Turki tidak dapat menerima kendali atas zona aman terencana di selatan Suriah kepada orang lain. Pasukan Kurdi YPG yang didukung AS menguasai wilayah tersebut.

Sementara Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris. Erdogan menambahkan jika AS tidak dapat menarik senjatanya kelompok di Suriah itu maka mereka harus memberikan senjata kepada Turki.

Pada Selasa (5/3) Departemen Pertahanan AS sudah memberikan notifikasi kepada Turki. AS mengatakan jika Turki membeli S-400 maka AS akan menilai kembali partisipasi Turki dalam program pembelian pesawat tempur Lockheed Martin F-35.

Sebelumnya AS sudah mengatakan kesepakatan S-400 dapat membahayakan penawaran mereka atas paket misil Patriot dari Raytheon yang senilai 3,5 miliar dolar AS. Tapi Erdogan bersikeras ia tidak bisa menarik kembali kesepakatan dengan Rusia.

Ia mengatakan Turki masih membuka pintu untuk membeli sistem pertahanan udara Patriot dari AS. Tapi hanya jika kondisinya cocok.

photo
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Erdogan juga mengatakan mungkin ia akan kembali membuat kesepakatan dengan Rusia untuk sistem pertahanan udara S-500. Pada hari Rabu (6/3), Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan sekutu Turki tidak boleh ikut campur dalam pembelian sistem pertahanan udara dari negara-negara non-NATO.

Sebelumnya Perwakilan Dagang AS mengumumkan akan mengeluarkan Turki dari Preferential Trade Agreement (PTA) atau Perjanjian Perdagangan Istimewa. Sebuah program yang mengizinkan negara-negara yang ada didalam program tersebut untuk mengekspor barang ke AS tanpa pajak.

Erdogan sudah menanggapi pengumuman tersebut dengan mengatakan keputusan itu 'tidak sehat' dan salah. Ia menambahkan AS seharusnya tidak mencoba menghukum Turki melalui perdagangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement