REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Otoritas Venezuela mulai menyelidiki para pimpinan oposisi serta seorang jurnalis terkemuka, Selasa (13/3). Pemerintah Venezuela menyebut oposisi menyabotase pemadaman listrik di negara kaya minyak.
Sebaliknya, pengkritik pemerintah malah mengatakan, penyelidikan itu merupakan upaya menangkis kesalahan atas kegagalan kekuasaan nasional selama empat hari listrik padam.
Laman The New York Times mengatakan, Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab menuduh pemimpin oposisi Juan Guaido mendalangi pemadaman listrik. Meski, ia belum memberikan bukti kuat.
Beberapa jam sebelumnya, polisi intelijen juga menahan produser radio dan aktivis media sosial terkemuka, Luis Carlos Diaz. Menurut istri Diaz, Naky Soto, suaminya ditangkap ketika ia tengah mengendarai sepedanya pulang dari kantor. Diaz dituduh menghasut kekerasan, namun dibebaskan bersyarat sehari kemudian.
Penahanan Diaz telah menyentak masyarakat sipil Venezuela. Beberapa orang menyebut penangkapan jurnalis sebagai upaya paling berani oleh Presiden Nicolas Maduro untuk mengkambinghitamkan kritik atas pemadaman listrik, serta keruntuhan ekonomi di negara itu.
Sementara Guaido belum ditahan atau didakwa. Ia menepis tuduhan sebagai tuduhan yang tidak berdasar. Pada Selasa malam, Guaido menghunakan waktunya menangani protes kecil di sekitar ibu kota Venezuela, Caracas.
"Saya meminta Anda memercayai proses ini, percaya pada kemampuan Anda sendiri untuk menahan kesulitan," kata Guaido kepada para pendukung di lingkungan kelas menengah Chacao.
Anggota dari kelompok hak asasi manusia, Foro Penal mengatakan, sekitar 80 orang ditahan oleh pemerintah sejak Kamis pekan lalu terkait dengan pemadaman listrik. Sebagian besar belum dituntut.
Pekan lalu Kamis, kegagalan pembangkit listrik tenaga air Guri menjerumuskan sebagian besar negara ke dalam kegelapan selama berhari-hari. Pemadaman membuat mati sistem perawatan kesehatan pendiri Venezuela dan memusnahkan stok makanan langka dalam ekonomi yang telah menyusut setengah sejak 2013.
Pemerintah mengatakan, Guri akan mulai menyala kembali pada Senin pagi kemarin, usai beberapa upaya gagal. Sehingga listrik kembali menyala di kota-kota besar pada Selasa (12/3).
Maduro dan para menterinya mengklaim sabotase industri berada di balik kegagalan daya listrik yang terjadi. Maduro mengatakan tentang serangan siber dan serangan elektromagnetik di jaringan, tapi lagi-lagi tanpa memberikan bukti. Analis energi dan anggota serikat pekerja sektor energi mengatakan, kegagalan itu merupakan bencana dalam penantian yang disebabkan oleh kesalahan manajemen, korupsi, dan kekeringan selama bertahun-tahun.