REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki telah mengamankan dua orang mata-mata warga negara Arab untuk Uni Emirat Arab (UEA). Turki juga sedang melakukan penyelidikan aktivitas tersebut khususnya kemungkinan keterkaitan dengan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
"Kami sedang menyelidiki apakah kedatangan individu utama di Turki itu terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi," kata pejabat Turki yang enggan disebut namanya seperti dilansir Reuters, sabtu (20/4).
Pemerintah, menurutnya, telah memantau kedua mata-mata selama enam bulan sebelum penangkapan di Istanbul beberapa waktu lalu. "Ada kemungkinan bahwa terdapat upaya untuk mengumpulkan informasi tentang orang Arab, termasuk pembangkang politik Turki yang tinggal di Turki," katanya.
Juru bicara kepolisian Istanbul mengkonfirmasi bahwa kedua mata-mata terlibat dalam operasi spionase. Hasilnya, para pejabat Turki menyita sebuah komputer terenkripsi yang terletak di kompartemen tersembunyi di pangkalan Istanbul.
Mata-mata itu, lanjut pejabat Turki, mengatakan UEA telah merekrut informan dan membayar keduanya untuk mendapatkan informasi. "Kami memiliki bukti kuat tentang aktivitas rahasia individu di tanah Turki. Mereka juga mengaku dipekerjakan oleh dinas intelijen UEA," katanya.
Sejauh ini, Perwakilan dari kementerian luar negeri UEA belum dapat dihubungi untuk dimintai pernyataan resmi atas penangkapan kedua mata-mata tersebut.
Sementara, Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak agar Amerika Serikat (AS) turut berperan dalam penyelidikan atas pembunuhan Khashoggi. Erdogan meminta AS tidak mengesampingkan masalah ini karena hubungannya dengan ibu kota Arab Saudi, Riyadh.