Senin 22 Apr 2019 12:51 WIB

Menang Pemilu, Komedian Bakal Jadi Presiden Ukraina

Komedian Ukraina Zelenskiy memenangkan 73 persen suara dan pejawat hanya 25 persen.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Volodymyr Zelenskiy
Foto: AP Photo/Vadim Ghirda
Volodymyr Zelenskiy

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemungutan suara oleh rakyat Ukraina pada putaran kedua dimulai Ahad (21/4) waktu setempat. Putaran kedua memenangkan seorang komedian berusia 41 tahun, Volodymyr Zelenskiy.

Kemenangan berdasarkan dua exit polls nasional merupakan pukulan pahit bagi pejawat, Petro Poroshenko. Berdasarkan exit polls, Zelenskiy memenangkan 73 persen suara, sementara Poroshenko hanya mendapatkan 25 persen suara. Data pemungutan suara awal menunjukkan prediksi dari lembaga nasional tersebut akurat.

Baca Juga

Zelenskiy seorang komedian yang berperan memerankan presiden fiktif dalam serial poluler Ukraina, kini siap menjadi presiden sungguhan memimpin negara di garis depan perselisihan Barat dengan Rusia. Menyatakan deklarasi kemenangan di markas tim kampanyenya, Zelenskiy berjanji tidak akan mengecewakan rakyat Ukraina.

"Saya belum secara resmi menjadi presiden, namun sebagai warga Ukraina, saya mengatakan kepada semua negara pasca-Soviet melihat kami. Apa pun mungkin!!" serunya.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk memberi selamat kepada Zelenskiy. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt juga memberikan selamat kepada komedian itu.

Zelenskiy juga berjanji mengakhiri perang di wilayah Donbass timur. Utamanya, ia berjanji membasmi korupsi di tengah kekecewaan yang meluas atas kenaikan harga dan penurunan standar hidup.

Kendati demikian, ia tidak tahu persis bagaimana ia dapat mencapai semua itu. Investor ingin diyakinkan ia akan mempercepat reformasi yang diperlukan untuk menarik investasi asing dan menjaga negara dalam program Dana Moneter Internasional.

"Karena ada ketidakpastian lengkap tentang kebijakan ekonomi orang yang akan menjadi presiden, kami tidak tahu apa yang akan terjadi dan itu membuat khawatir komunitas keuangan," kata seorang bankir investasi di Dragon Capital di Kiev, Serhiy Fursa.

"Kita perlu melihat apa keputusan pertama, penunjukan pertama. Kami mungkin tidak akan mengerti seberapa besar risiko ini lebih awal dari Juni. Mungkin tidak ada yang akan berubah," tambahnya.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Rusia akan mengawasi dengan seksama pernyataan kebijakan luar negeri yang akan diambil Zelenskiy. Ketiga negara akan melihat cara Zelenskiy untuk mengakhiri perang melawan separatis pro-Rusia yang telah menewaskan sekitar 13 ribu orang.

Zelenskiy mengatakan, rencananya melanjutkan perundingan yang didukung Eropa dengan Rusia menyoal kesepakatan perdamaian yang selama ini tak dilakukan. Ia akan mencoba membebaskan 24 pelaut Ukraina di penjara Rusia. Juru Bicara Kemeneterian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Ukraina kini memiliki kesempatan mengatur ulang dan menyatukan rakyatnya.

Poroshenko mengakui kekalahan pada para pendukungnya. Meskipun ia menerimanya, ia menegaskan kembali tidak akan meninggalkan politik. Poroshenko mengatakan kemenangan lawan politiknya itu akan memicu perayaan di Kremlin.

"Mereka percaya dengan Presiden Ukraina yang baru yang belum berpengalaman, Ukraina dapat dengan cepar dikembalikan ke orbit pengaruh Rusia," tulisnya di media sosial.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement